“Namun munculnya ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan keagresifannya dalam menaikan suku bunga acuan membuat yield bergerak turun ke level 4,21%,” tegasnya.
Sentimen negatif kedua yakni menguatnya nilai tukar dolar Amerika terhadap mata uang utama lainnya membuat Rupiah Kembali mengalami tekanan dan pada minggu lalu menyentuh level 15,600an.
Mino lantas menjelaskan sejumlah sentimen positif yang bakal menggerakkan market dalam sepekan mendatang yakni dari sisi domestik ada laporan keuangan emiten Di 3Q22, perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika dan harga komoditas.
“Sementara itu dari sisi eksternal, market minggu ini akan tertopang oleh berlanjutnya musim laporan keuangan 3Q22, perkembangan yield obligasi, rilis data Indeks Pengeluaran Konsumen (PCE), indeks manufaktur dan data pertumbuhan ekonomi China dan Amerika di 3Q22,” tegasnya.
Nah, berkaca dari kuatnya sentimen positif yang bakal menopang market pada sepekan ke depan, Mino pun merekomendasikan aksi buy pada sejumlah saham untuk trading, yakni PGAS (Support:1,780, Resist: 1,950, Cut Loss: 1,730), ADRO (Support: 3,760, Resist: 4,200, Cut Loss: 3,570), INDF (Support: 6,050, Resist: 6,500, Cut Loss: 5,850), UNVR (Support: 4,850, Resist: 5,650, Cut Loss: 4,500), BBNI (Support: 8,425: Resist: 9,600, Cut Loss: 7,850), BBRI (Support: 4,260, Resist: 4,580, Cut Loss: 4,100), BBCA (Support: 8,225, Resist: 9,050, Cut Loss: 7,875),PNBS (Support: 89, Resist: 101, Cut Loss: 83), KLBF (Support: 1,840, Resist: 2,100 1,725), ASII (Support: 6,200 Resist: 6,850, Cut Loss: 5,950). (*)