MANADO, DetikManado.com – Peristiwa longsornya tambang emas tanpa ijin, di Desa Bakan, Kabupaten Bolaang Mongdondow, Sulawesi Utara, yang terjadi Selasa (26/2/2019) lalu, yang merenggut puluhan korban penambang, menuai empati bebagai kalangan.
Ketua Umum LSM Waraney Puser In Tana Toar-Lumimuut (LSM.WPITTL) John F S Pandeirot, melalui John B R Simbuang, kepada wartawan di Manado, mengungkapkan dugaannya terhadap tragedi yang menelan puluhan korban penambang tersebut bukan dipicu oleh alam, tapi ada faktor lain yang menjadi penyebabnya.
“Saya sangat prihatin dengan kejadian ini, sebab telah merenggut korban jiwa tidak sedikit, makanya saya berharap ada penelusuran akurat sehingga ditemukan sebab-musabab pemicu longsoran maut tersebut,” ujar aktivis berdarah Ilonglow kotabangon Kotamobagu itu, Rabu (06/03/2019).
Lanjut Simbuang, sudah menjadi rahasia umum yang mana keberadaan lokasi tambang rakyat Desa Bakan ada dua kubu penambang, yakni rakyat jelata dan PT.JRBM.
“Makanya kami harap PT JRBM turut bertanggungjawab atas malapetaka yang telah merenggut puluhan nyawa itu,” tukasnya.