Jakarta, DetikManado.com – Paus Fransiskus telah mengadakan pertemuan rutinnya dengan para Jesuit di Nunsiatur Apostolik di Jakarta pada hari kedua Perjalanan Apostoliknya ke Indonesia.
Paus Fransiskus bertemu pada Rabu (4/9/2024), dengan para anggota Serikat Jesus yang bertugas di Indonesia, saat ia melanjutkan Perjalanan Apostoliknya ke negara tersebut.
Pertemuan tersebut berlangsung di Nunsiatur Apostolik di Jakarta setelah pertemuannya dengan para pejabat Indonesia, masyarakat sipil, dan korps diplomatik di istana presiden.
Di antara mereka yang hadir di Nunsiatur tersebut adalah Kardinal Julius Riyadi Darmaatmadja, SJ, Uskup Agung Emeritus Jakarta yang berusia 89 tahun (1996-2010).
Seperti biasanya, Paus berbicara dengan para Jesuit secara pribadi selama sekitar satu jam dan menjawab beberapa pertanyaan.
Menurut Romo Antonio Spadaro SJ, Wakil Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Vatikan, pertemuan itu hangat dan akrab.
“Paus Fransiskus selalu sangat santai. Ia merasa di rumah, sehingga ia dapat memberikan tanggapan awalnya tentang kunjungan itu,” kata Romo Spadaro dikutip dari Vatican News.
Bersama para sejawatnya dari Indonesia, ia menambahkan, Paus mengungkapkan keterkejutan dan kegembiraannya melihat begitu banyak orang muda.
“Mungkin itulah yang paling mengejutkan saya. Bapa Suci memperhatikan betapa mudanya para Jesuit yang sedang menjalani pembinaan di Indonesia,” kata Romo Spadaro.
Ia mengatakan Paus berbicara tentang Serikat Yesus dan pentingnya kebijaksanaan dan doa.
“Yang termuda di antara mereka bertanya kepadanya di mana ia menemukan waktu untuk berdoa, dan ia berbagi beberapa anekdot,” jelas Romo Spadaro, seraya mencatat bahwa topik yang dibahas terkait dengan isu-isu penting lainnya di Indonesia, seperti dialog antaragama atau inkulturasi, yang sangat ditekankannya.
“Paus Fransiskus mencintai gereja-gereja yang saya sebut Gereja ‘titik nol’ (0.…%). Di Indonesia, jumlah kami hanya 3%, jadi persentase kecil dari populasi, tetapi masih berjumlah 8 juta umat Katolik, dan ada kehadiran yang signifikan di dalam negeri. Tujuan umat Kristenadalah untuk berkontribusi pada pertumbuhan negara, menjadi seperti ragi yang dicampur ke dalam adonan, dan ini benar-benar penting bagi Paus. Pesan bagi umat Kristen adalah untuk bekerja sama sepenuhnya demi kebaikan bersama, melampaui angka-angka; bagi Bapa Suci, yang penting adalah vitalitas, kapasitas generative,” papar dia.
Paus dijadwalkan untuk mengadakan dua pertemuan lagi dengan para Jesuit, satu di Timor-Leste dan satu lagi di Singapura.
Romo Spadaro menyampaikan apresiasinya atas “pandangan” Paus terhadap kekhususan Gereja-gereja lokal.
“Paus Fransiskus melihat kemungkinan di negeri ini, kemungkinan keharmonisan dalam konteks pluralistik,” katanya.
“Bahkan presiden berbicara hari ini tentang keharmonisan dan pluralisme. Saya percaya ada harapan di sini untuk masa depan yang begitu terancam, di saat dunia terpecah dan retak. Jadi, mata Paus sangat terbuka terhadap kenyataan dan pencarian masa depan,” ujarnya. (yos)