Paus Fransiskus: Semoga Tuhan Memberi para Pemimpin Kemampuan Menengahi Perdamaian

Kehancuran di Gaza di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas. (Foto: Media Vatikan)

Vatikan, DetikManado.com – Paus Fransiskus menegaskan kembali seruannya untuk merundingkan solusi terhadap perang yang sedang berlangsung di Ukraina, Palestina, dan Israel.

Paus Fransiskus meminta para pemimpin politik untuk berhenti sejenak dan melakukan upaya mediasi, untuk menegosiasikan jalan menuju perdamaian.

Bacaan Lainnya

Berbicara dalam pidato Regina Coeli, Minggu (7/4/2024), Bapa Suci mengajak umat beriman untuk terus berdoa bagi perdamaian.

“Perdamaian yang adil dan abadi, khususnya bagi Ukraina yang tersiksa dan bagi Palestina dan Israel,” ujarnya dilansir dari vaticannews.va.

Paus Fransiskus mengulangi permohonannya yang tak kenal lelah kepada mereka yang berkuasa agar melakukan segala yang mungkin untuk menghentikan konflik yang sedang berlangsung. Ia berdoa kepada Tuhan Yang Bangkit untuk mencerahkan dan mendukung mereka yang terlibat dalam upaya untuk menegosiasikan solusi politik.

“Semoga semangat Tuhan Yang Bangkit mencerahkan dan mendukung semua orang yang berupaya mengurangi ketegangan, dan mendorong tindakan yang memungkinkan negosiasi,” katanya.

“Semoga semangat Tuhan Yang Bangkit mencerahkan dan mendukung semua orang yang berupaya mengurangi ketegangan, dan mendorong tindakan yang memungkinkan negosiasi,” sambung Bapa Suci.

Dan ketika menyampaikan permohonannya kepada para pemimpin politik, ia mengatakan, semoga Tuhan memberi para pemimpin kemampuan untuk berhenti sejenak untuk melakukan mediasi, untuk bernegosiasi.

“Semoga Tuhan memberi para pemimpin kemampuan untuk berhenti sejenak untuk melakukan mediasi, untuk bernegosiasi,” ujarnya.

 

Permohonan banding berulang kali

Pada setiap kesempatan, Bapa Suci tanpa lelah memohon perdamaian dan pengendalian diri, serta doa bagi jutaan orang tak berdosa yang terjebak dalam konflik di seluruh dunia.

Secara khusus, ia mengajak masyarakat untuk berdoa hampir setiap hari dan mendesak para pemimpin untuk bernegosiasi sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

Selanjutnya, sejak dimulainya perang antara Israel dan Hamas yang dipicu oleh pembunuhan – oleh Hamas. – lebih dari 1.300 orang dan penculikan 250 lainnya pada tanggal 7 Oktober 2023. Ini memicu pemboman Israel tanpa henti selama enam bulan di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 33.000 warga Palestina. (yos)

 

Komentar Facebook

Pos terkait