Aksi Kemanusiaan SMA Katolik Theodorus Kotamobagu untuk Warga Terdampak Bencana di Manado

Penyaluran bantuan ke korban bencana di Manado dari PMR dan OSIS SMA Katolik Theodorus lewat PMI Cabang Kotamobagu. (Foto: Dokumentasi SMA Katolik Theodorus Kotamobagu).

Kotamobagu, DetikManado.com – Hujan deras yang mengguyur Kota Manado mengakibatkan banjir dan longsor di beberapa titik pada Jumat (27/1/2023), berdampak besar pada warga. Banyak masyarakat kehilangan harta benda serta rumah, bahkan 5 warga kehilangan nyawa.

Kejadian ini menggerakkan hati keluarga besar SMA Katolik Theodorus Kotamobagu, untuk senasib sepenanggung dengan saudara-saudari yang tertimpa bencana di Manado.

“Sehingga kami menggerakkan hati anak-anak kami, dibantu oleh PMR dan OSIS SMA Katolik Theodorus untuk menyalurkan bantuan berupa sembako, pakaian bekas layak pakai, makanan instant, serta bantuan lainnya,” ungkap Kepala SMA Katolik Theodorus Kotamobagu Sr Elisabeth Sri Utami OSU MPd.

Pembina PMR Theodorus, Fransiska A Pelealu SPd mengatakan, aksi tersebut dilakukan dengan bantuan PMI Kotamobagu sebagai fasilitator.

“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada PMI Kotamobagu yang sudah memfasilitasi kami untuk menyerahkan bantuan ke Manado,” ujar Pelealu.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Felani Towaki SFils didampingi Pembina OSIS SMA Theodorus Vianney Laka ST berharap, semoga bantuan kecil itu bisa bermanfaat bagi saudara-saudari di Manado yang tertimpa bencana.

 

Dampak bencana serta bantuan bagi warga

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tercatat 34 kelurahan atau desa yang berada di 9 kecamatan terdampak banjir. Kesembilan kecamatan itu yaitu Kecamatan Singkil, Mapanget, Tikala, Tuminting, Wenang, Sario, Bunaken, Paal Dua dan Wanea.

“Sedangkan tanah longsor berdampak di 22 kelurahan atau desa di 7 kecamatan. Kecamatan terdampak berada di Kecamatan Tikala, Singkil, Wanea, Bunaken, Mapanget dan Wenang,” ungkap Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.

Korban jiwa akibat banjir dan longsor berjumlah 5 warga, dengan rincian meninggal dunia akibat banjir 1 warga dan longsor 4. Selain korban meninggal, tanah longsor mengakibatkan warga luka berat 1 warga dan luka ringan. Mereka yang luka telah mendapatkan perawatan dari dinas kesehatan setempat.

“Total warga mengungsi berjumlah 1.674 warga. Mereka tersebar di beberapa kecamatan, antara lain Kecamatan Bunaken 948 warga, Paal Dua 370, Singkil 215, Tikala 100 dan Wenang 41,” ungkap dia.

Abdul Mutari memaparkan, banjir dan longsor juga berdampak pada kerusakan bangunan. Ratusan rumah mengalami kerusakan akbat banjir dengan tingkat yang berbeda.

Sebanyak 420 unit rumah warga kota mengalami rusak berat akibat banjir, sedangkan 103 lainnya rusak sedang dan 448 rusak ringan.

“Kerusakan juga terjadi pada fasilitas umum, masing-masing satu unit, antara lain pasar, pemakaman warga, gereja, masjid, kantor kelurahan dan tempat pacuan kuda,” ujarnya.

Sementara itu, tanah longsor mengakibatkan rumah rusak berat 33 unit, rusak sedang 59 dan 47 rusak ringan. Pada fasilitas umum, 1 unit masjid terdampak dan ruas jalan Tugu Adiura-Pandu terputus.

Setelah kejadian banjir dan tanah longsor Kota Manado, BNPB memberikan bantuan dana siap pakai untuk operasional tanggap darurat sebesar Rp500 juta.

Di samping itu, bantuan logistik senilai Rp250 juta. Logistik yang didorong untuk penanganan para penyintas antara lain selimut 2.000 buah, terpal 1.000, tenda ukuran 3 x 4 meter 25, dan tenda ukuran 4 x 4 sebanyak 25.

Pemprov Sulut menerima bantuan dana siap pakai sebesar Rp700 juta dan bantuan logistik senilai Rp300 juta.

“Bantuan logistik tersebut berupa selimut 3.000 buah, matras 3.000, tenda ukuran 3 x 4 sebanyak 50 dan tenda ukuran 4 x 4 50,” ujarnya memungkasi. (Yoseph Ikanubun)


Pos terkait