Dalam training ini, AMSI mengadopsi kurikulum yang dirumuskan oleh Masato Kajimoto, Associate Professor di University of Hong Kong. Melalui video pengantar, pendiri Asian Network of News and Information Educators (ANNIE) tersebut mengatakan kurikulum ini lebih dari sekedar materi membongkar fakta.
“Tapi kurikulum ini juga membahas hal lain yang merupakan bagian dari literasi berita,” ujarnya.
Materi yang diterima peserta selama 2 hari itu mencakup di antaranya dampak media sosial terhadap pemahaman publik pada informasi, mewaspadai efek makna ganda pada efek visual atau foto berita dan lain-lain.
Sedikitnya 30 peserta dilatih oleh dua trainer nasional yaitu Zainal Ishaq dan Tri Suharman, dipandu moderator Yoseph Ikanubun selaku Ahli Pers Dewan Pers serta host Finda Muhtar, Pemimpin Redaksi BeritaManado.com.
Selama dua hari, para peserta menerima 7 materi terkait literasi berita yakni Dampak Media Sosial untuk Pemahaman Publik mengenai Informasi, Rilis Pers dan Esensi Karya Jurnalistik. Kemudian Mengenali Advertorial dan bentuk Native Advertising lain, Mengenali Jurnalisme yang Mengabdi untuk Publik, Meretas Algoritma Media Sosial Anda. Materi berikutnya adalah Kebenaran, Bukti dan Batasan Jurnalisme serta Mewaspadai Makna Ganda: Efek Visual/Foto dalam Berita.
Diketahui, AMSI Sulut merupakan satu dari sepuluh AMSI wilayah di Indonesia yang terpilih sebagai pelaksana Training Literasi Berita (joe)