Minahasa, DetikManado.com – Video kampanye Wagub Sulut Steven Kandouw di Taman Cita Waya Langowan, Kabupaten Minahasa, Sulut, Sabtu (13/1/2024), viral di media sosial.
Dalam video itu, Steven Kandouw juga menyindir capres nomor urut 2 Prabowo Subianto, dan mengklaim patung misionaris asal Jerman Johann Gottlieb Schwarz yang berada di Langowan dibangun oleh Gubernur Sulut Olly Dondokambey.
Meski tidak menyebut secara langsung nama Prabowo Subianto, namun dia menyindir Prabowo Subianto dengan mengatakan jangan mengaku orang Langowan jika itu hanya untuk kepentingan politik. Padahal diketahui, Prabowo Subianto memiliki darah Langowan Minahasa, dari sang ibu Dora Sigar.
“Perlu saya sampaikan Patung Schwarz itu yang bikin itu bapak Olly Dondokambey (Gubernur Sulut) bukan siapa-siapa yang bikin, yang bikin itu bapak Olly Dondokambey bukan orang lain saudara-saudara,” katanya.
Steven Kandouw yang juga Ketua Bappilu PDIP Sulut ini kemudian meminta warga Langowan agar jangan mau dibodohi. Dia mengingatkan, ada agenda pribadi untuk berkuasa dengan mengaku sebagai putra Langowan.
“Jadi orang Langowan jangan mau dibodohi. Jangan nanti sekarang karena ada agenda pribadi nafsu ingin berkuasa mengaku-mengaku, kapan lagi putra Langowan jadi Presiden, jangan mau anda ditowo-towokan (dibodoh-bodohi), jangan mau Anda dibodoh-bodohi” ujar Steven menambahkan.
Hasil Cek Fakta:
Berdasarkan hasil penelusuran tim DetikManado.com, Johann Gottlieb Schwarz dibangun kembali dengan bahan tembaga oleh Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, dan diresmikan pada tahun 2021. Sebelumnya patung itu memang sudah berdiri, namun berbahan beton.
Patung yang dibangun kembali oleh Prabowo Subianto itu, diresmikan 20 Desember 2021 dengan tinggi enam meter, dan ditopang enam pilar penyangga. Dibuat oleh seniman patung Yogyakarta Dunadi, sebagai tanda penghormatan kepada penginjil di tanah Minahasa itu, sekaligus kecintaan kepada tanah kelahiran ibunda Pabowo yakni Dora Sigar.
Peresmian replika tersebut dilakukan dalam ibadah yang dipimpin oleh ketua Sinode GMIM Pdt Dr Hein Arina, dan diresmikan oleh Gubernur Sulut Olly Dondokambey dengan penandatanganan prasasti.