Dia berharap agar ada pergantian fasilitas kursi dan meja yang baru di sekolah sehingga anaknya bisa belajar dengan tenang dan WC pun bisa diperbaiki supaya bisa digunakan.
“Kami minta Bupati JG memperhatikan sekolah ini,” ujarnya.
Anggota DPRD Minahasa Utara Sarhan Antili saat dikonfirmasi mengungkapkan, ketika turun di SD Inpres Klabat, dia mendapai kondisi sekolah negeri yang memprihatinkan. Dengan fasilitas kursi, meja sudah lama rusak parah dan tidak diganti, serta WC yang rusak juga tidak pernah diperbaiki.
“WC sangat dibutuhkan di sekolah, dan ini wajib ada supaya siswa, guru dan tamu bisa menggunakannya,” kata dia.
Dia mengatakan, hal seperti ini seharusnya diperhatikan Kepala Sekolah serta pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Minahasa Utara.
“Terkait meja, kursi dan lemari yang sudah rusak parah, kami akan memperjuangkan di DPRD Minahasa Utara supaya semua fasilitas sekolah yang rusak akan diganti baru dan plafon kelas akan diperbaiki,” ujarnya.
Dia juga mengatakan, akan memanggil hearing pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terkait kondisi SD Inpres Klabat.
“Kami perkirakan anggaran untuk mengganti semua meja, kursi dan lemari yang rusak parah mencapai Rp160 juta,” ujarnya.
Dia juga mengatakan, seharusnya pihak Dinas Pendidikan dan kebudayaan melihat kinerja kepala sekolah untuk dievaluasi, apakah ada kemajuan di sekolahnya atau tidak.
Kepala SD Inpres Klabat Femmy Iroth SPd tidak berada di sekolah. Saat coba dikonfirmasi wartawan terkait hal ini melalui pesan WhatsApp, Femmy menyampaikan dirinya dalam keadaan sakit dan dirawat di rumah sakit.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa Utara Aldrin Posumah yang coba dikonfirmasi melalui telepon tidak menanggapi.
Berdasarkan data yang ada, jumlah siswa di SD Inpres Klabat ini sebanyak 100 orang, dengan 7 guru PNS dan 1 guru honorer. (Yoseph Ikanubun)