Ibu Negara Puji Peran Posyandu Atasi Stunting

Ibu Iriana saat berdialog dengan peserta Sosialisasi Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa, yang digelar di The Radiant, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (03/10/2019).

Jakarta,DetikManado.com – Ibu Negara Iriana Joko Widodo memuji peran para kader Posyandu dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam menurunkan angka stunting di wilayah tempat mereka mengabdi.

Hal tersebut disampaikan Ibu Iriana saat berdialog dengan peserta Sosialisasi Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa, yang digelar di The Radiant, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (03/10/2019).

Bacaan Lainnya

“Kira-kira berapa persen (angka stunting) yang di Cirebon? Ibu-ibu Posyandu pasti tahu,” tanya Ibu Iriana. “Sepuluh persen,” kata para kader Posyandu serempak.

“Oh sudah turun, alhamdulilah. Karena ibu-ibu semua sudah turun ke lapangan,” lanjut Ibu Iriana disambut riuh tepuk tangan peserta.

Dalam laporannya, Ketua Bidang II OASE KK Ibu Gusti Ayu Bintang Puspayoga mengatakan, kegiatan sosialisasi pencegahan stunting ini diadakan karena pengentasan stunting merupakan program prioritas nasional untuk mewujudkan visi SDM Unggul Indonesia Maju. “Kami bergerak. Kami sudah sosialisasi ke daerah. Stunting ini tidak hanya tentang tinggi badan, tapi juga pertumbuhan dan perkembangan otak,” kata Ibu Bintang Puspayoga.

Menurut Ibu Bintang Puspayoga, peserta sosialisasi adalah kader posyandu seluruh desa di Kabupaten Cirebon. Selain itu, ada juga perangkat desa, para kepala desa, hingga guru-guru PAUD. “Kader Posyandu adalah ujung tombak pencegahan stunting. Mudah-mudahan para peserta bisa ikut proses sosialisasi ini. Di negara kita masih 30 persen rawan stunting. Kita juga cukup bangga selama kepemimpinan Bapak Presiden Jokowi dan Bapak Wapres Jusuf Kalla, stunting sudah turun signifikan,” imbuhnya.

Mengutip data Kementerian Kesehatan, stunting  adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Prevalensi stunting Indonesia berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2016 mencapai 27,5 persen.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masalah kesehatan masyarakat dapat dianggap kronis bila prevalensi stunting lebih dari 20 persen. Artinya, secara nasional masalah stunting di Indonesia tergolong kronis, terlebih lagi di 14 provinsi yang prevalensinya melebihi angka nasional.

Turut hadir dalam acara tersebut yaitu, Ibu Mufidah Jusuf Kalla, para istri menteri yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE KK), dan istri Gubernur Jawa Barat Atalia Ridwan Kamil. (joe)


Pos terkait