Ini Pesan Paus Leo XIV dalam Misa Pelantikan di Depan 100 Ribu Peziarah

Paus Leo XIV menandai dimulainya Pelayanan Petrus dengan penuh suka cita, meresmikannya secara resmi dengan Misa di Lapangan Santo Petrus pada Minggu (18/5/2025). (Foto: vaticannews.va)

Vatikan, DetikManado.com – Paus Leo XIV memimpin Misa Pelantikan Pelayanan Petrus di Lapangan Santo Petrus, dan mengajak gereja untuk berjalan bersama di sepanjang jalan kasih Tuhan dan tetap bersatu dalam satu keluarga.

Menyambut lebih dari 100.000 peziarah, pemimpin dari seluruh dunia, dan perwakilan denominasi Kristen, Paus Leo XIV menandai dimulainya Pelayanan Petrus dengan penuh suka cita, meresmikannya secara resmi dengan Misa di Lapangan Santo Petrus pada Minggu (18/5/2025).

Bacaan Lainnya

Dilansir dari vaticannews.va, delegasi agama termasuk Yahudi, Muslim, Hindu, Buddha, Sikh, Zoroaster, dan Jain, di antara banyak yang hadir dalam perayaan tersebut.

 

Hati yang penuh rasa syukur

Mengungkapkan rasa syukur yang tulus atas dukungan penuh doa dan suka cita yang diberikan kepadanya saat ia memulai pelayanan pastoralnya sebagai Paus, Leo XIV mengenang emosi yang kuat yang dialami selama beberapa minggu terakhir ini.

“Setelah wafatnya Paus Fransiskus, kami merasa seperti domba tanpa gembala. Namun setelah menerima berkat terakhirnya pada hari Minggu Paskah, dan dengan mata iman, harapan, dan sukacita, kami mengingat bagaimana Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya,” tuturnya.

Paus Leo XIV juga berterima kasih kepada semua orang yang mendampingi dalam doa Dewan Kardinal yang bertemu dalam konklaf untuk memilih penerus Petrus saat mereka melihat bagaimana melanjutkan misi pewartaan Injil dengan seorang gembala yang mampu mengatasi tantangan saat ini.

Ia mengatakan merasakan karya Roh Kudus, yang mampu membawa umat ke dalam harmoni, seperti alat musik, sehingga hati manusa dapat bergetar dalam satu melodi. Bersatu dalam kasih dan persatuan.

“Saya dipilih, tanpa jasa apa pun dari diri saya sendiri, dan sekarang, dengan takut dan gentar. Saya datang kepada Anda sebagai saudara, yang ingin menjadi hamba iman dan sukacita Anda, berjalan bersama Anda di jalan kasih Tuhan, karena Ia ingin kita semua bersatu dalam satu keluarga,” tuturnya.

Paus Leo XIV mengenang bagaimana kasih dan persatuan adalah dua aspek misi yang dipercayakan Yesus kepada Petrus.

Dalam Injil pada hari Minggu ini, Yesus mempercayakan para murid untuk melanjutkan misi, menjadi “penjala manusia” dan membawa “harapan Injil” kepada semua orang agar semua orang dapat mengalami pelukan Tuhan.

“Pengalaman Petrus akan kasih Tuhan yang tak terbatas dan tanpa syarat, meskipun ia sendiri lemah dan menyangkal diri, memampukannya untuk mengemban misi ini,” tutur Paus Leo XIV.

 

Kasih yang rela berkorban

Paus Leo XIV mengenang bagaimana Petrus kemudian dipercayakan untuk lebih mengasihi dan memberikan nyawanya bagi kawanan domba, sebuah kasih yang rela berkorban.

Pelayanan Petrus dibedakan justru oleh kasih yang rela berkorban ini, karena Gereja Roma memimpin dalam kasih dan otoritasnya yang sejati adalah kasih Kristus.

“Ini bukan masalah menangkap orang lain dengan paksa, dengan propaganda agama atau dengan cara kekuasaan. Sebaliknya, ini selalu dan hanya masalah mengasihi seperti yang Yesus lakukan,” tuturnya.

 

Gereja, tanda persatuan dan persekutuan

Bapa Suci mengungkapkan harapannya agar seluruh Gereja dipersatukan oleh keinginan besar untuk Gereja yang bersatu, tanda persatuan dan persekutuan, yang menjadi ragi bagi dunia yang berdamai.

Dalam menghadapi dunia yang ditandai oleh begitu banyak perselisihan dan luka yang disebabkan oleh kebencian, kekerasan, prasangka, ketakutan, dan realitas ekonomi yang mengeksploitasi sumber daya Bumi dan meminggirkan yang termiskin.

“Kita ingin menjadi ragi kecil persatuan, persekutuan, dan persaudaraan di dunia. Kita ingin mengatakan kepada dunia, dengan kerendahan hati dan sukacita: Pandanglah Kristus! Datanglah lebih dekat kepada-Nya! Sambutlah sabda-Nya yang mencerahkan dan menghibur! Dengarkanlah tawaran kasih-Nya dan jadilah satu keluarga-Nya: dalam satu Kristus, kita adalah satu,” tuturnya.

“Inilah jalan yang harus diikuti bersama, di antara kita sendiri tetapi juga dengan gereja-gereja Kristen saudari kita, dengan mereka yang mengikuti jalan agama lain, dengan mereka yang mencari Tuhan, dengan semua wanita dan pria yang berkehendak baik, untuk membangun dunia baru di mana perdamaian berkuasa!” sambung Paus.

Paus menjunjung tinggi semangat misionaris, seraya menambahkan bahwa pendekatan seperti itu akan mencegah gereja menutup diri dalam kelompok-kelompok kecil atau mengambil perasaan superioritas terhadap dunia.

“Kita dipanggil untuk menawarkan kasih Tuhan kepada semua orang, untuk mencapai kesatuan yang tidak menghapuskan perbedaan tetapi menghargai sejarah pribadi setiap orang dan budaya sosial dan agama setiap orang,” katanya.

“Saudara-saudari, inilah saatnya untuk mengasihi! Inti dari Injil adalah kasih Tuhan yang menjadikan kita saudara-saudari,” lanjut dia.

Sebagai penutup, Paus Leo XIV mengundang semua umat Kristiani untuk diterangi oleh Roh Kudus, sehingga dapat membangun Gereja yang didirikan atas kasih Allah, tanda persatuan.

Gereja misioner yang membuka tangannya kepada dunia, mewartakan sabda, membiarkan dirinya dibuat ‘gelisah’ oleh sejarah, dan menjadi ragi harmoni bagi umat manusia.

“Bersama-sama, sebagai satu umat, sebagai saudara dan saudari, marilah kita berjalan menuju Allah dan saling mengasihi,” ujar Paus Leo XIV. (Yoseph Ikanubun)


Pos terkait