Mengenal Lebih dekat, Masyarakat Baha’i di Sulawesi Utara

Agus Basith (kiri) memyerahkan sertifikat kepada Pendiri Yayasan Alhikam Cinta Indonesia Manado Habis Muhsin Bilfaqih SAg MEd saat kegiatan Refleksi Hari Toleransi Internasional.

Setiap kelompok belajar terdiri dari 5-10 peserta, jika lebih dari 10 peserta bisa dibagi jadi 2 kelompok. “Supaya proses belajarnya lebih efektif dan efisien,” ujarnya.

Dia menambahkan, siapa saja bisa belajar. Terbuka untuk siapapun. Untuk jadwal belajarnya dimusyawarahkan oleh masing-masing  kelompok belajar tersebut.

Bacaan Lainnya

Pria asal Banyuwangi, Jawa Timur ini mengaku menganut Baha’i sejak masih kecil. “Meski di rumah juga diajarkan mengaji oleh ayah,” tandasnya.

Merantau ke Tondano, Mnahasa, sejak tahun 2000, Agus kini aktif bersama komunitas lintas agama. “kami bergerak juga di isu lingkungan,” ujarnya. (tr-01)

Komentar Facebook

Pos terkait