Manado, DetikManado.com – Mungkin banyak orang yang belum mengenal kata Baha’i. Namun Baha’i sebenarnya merupakan sebuah paham yang ajarannya fokus dalam hal kemanusiaan, kesatuan dan perdamaian.
Dalam kegiatan Refleksi hari Toleransi Internasional, Sabtu (16/11/19), di Markas Gusdurian Manado, salah satu anggota komunitas Baha’i Agus Basith menjelaskan bahwa Baha’i itu adalah orang-orang yang ingin mengabdi kepada dunia, dan mencintai seluruh umat manusia untuk tercapainya kesatuan dan perdamaian dunia. “Jadi inti dari ajaran Baha’i ini adalah kesatuan dan perdamaian seluruh umat manusia, walau notabenenya berasal dari agama yang berbeda,” ungkapnya.
Dia mengatakan, Baha’i sangat terbuka bagi siapa saja yang ingin mengetahui, dan belajar mengenai apa dan bagaimana Baha’i itu.
Khusna, salah satu masyarakat Baha’i sedikit berbagi pengalamannya. “Kalau namanya hidup kan ga selamanya baik-baik saja. Tapi kerasa aja sih banyak bantuan Tuhan yang dinyatakan dalam hidup saya,” ujar Khusna.
Ia juga beharap visi Baha’u’llah untuk persatuan dan perdamaian dunia bisa tercapai. “Tentunya yang berkontribusi tidak hanya dari Baha’i, karena kami menyadari jika hanya kami, visi itu tidak akan tercapai. Jadi harus dengan teman-teman semua,” pungkasnya.
Di Sulut ini anggota Baha’i sudah ada sekitar 8 orang. Namun untuk pastinya Baha’i itu tidak dapat terdeteksi karena siapa saja bisa menjadi Baha’i. Sesuai dengan pengertiannya, Baha’i yaitu orang-orang yang mengabdi dan mencintai seluruh manusia dan ingin menciptakan kesatuan dan perdamaian dunia. (tr-01)