MTQ Ke-29 Dalam Gerak Peradaban Kota Bitung

Arianto Kadir. (Dok Pribadi)

Disisi lain konsep inklusif sosial dapat dimaknai sebagai upaya untuk mengajak dan merangkul segenap sumber daya manusia yang heterogen dalam sebuah kerjasama demi kehidupan yang lebih bermartabat, adil, saling menghormati dan menghargai perbedaan yang ada.

Ide besarnya inklusi sosial adalah bagaimana melakukan dan menghasilkan gerak peradaban baru yang secara bersama-sama tanpa sekat melindungi kepentingan bersama.

Nah disinilah fungsi Al-Qur’an sebagai sebuah norma dan sistim tata nilai akan mewarnai setiap gerak perubahan masyarakat, menjadi gerak peradaban yang mengeratkan keberagaman dan membebaskan masyarakat dari belenggu pemikiran kabilah menjadi masyarakat kosmopolit. Karena Bitung adalah kota kecil dengan industrialisasi yang semakin maju dan modern, sehingga menjadikan masyarakatnya menjadi masyarakat kosmopolit.

Ketika keterlibatan seluruh elemen agama mampu dipadu-padankan dalam karya kolosal yang monumental ini, maka kedepan akan menjadi poin utama pembangunan moderasi beragama, dan ini sebenarnya harapan utama Walikota Bitung penatua Ir. Maurits Mantiri, MM. menjadikan Kota Bitung sebagai tuan Rumah MTQ tingkat Provinsi SULUT ke-29 dilaksanakan di Kota industry ini.

Wallahu a’lam bissawab

Komentar Facebook