Paus Fransiskus Beri Perhatian Soal Tantangan Utama Mahasiswa di Afrika

Paus Fransiskus (Foto: vaticannews.va)

Vatikan, DetikManado.com – Selasa (1/11/2022), Paus Fransiskus dijadwalkan mengadakan dialog sinode virtual dengan kaum muda Afrika dari institusi pendidikan tinggi Katolik.

Kaum muda dari beberapa Universitas Katolik di Afrika akan terlibat dalam percakapan sinode dengan Paus Fransiskus.

Selama pertemuan sinode virtual antara Paus Fransiskus dan mahasiswa, Bapa Suci diharapkan berbicara tentang tantangan yang dihadapi kaum muda Afrika dan memberikan bimbingan. Para siswa, pada gilirannya, akan berbagi pengalaman mereka dengan cara yang tidak tersaring.

Menurut penyelenggara, sembilan pertanyaan telah diidentifikasi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut menyoroti beberapa tantangan utama yang dihadapi kaum muda di Afrika.

Berbicara kepada ACI Afrika menjelang pertemuan tersebut, Pastor Emmanuel Bueya dari Jaringan Pastoral dan Teologi Katolik Pan-Afrika (PACTPAN) yang menyelenggarakan acara virtual memberikan pernyataannya.

Dia mengatakan bahwa keterlibatan antara Paus dan mahasiswa Afrika juga akan menjadi kesempatan bagi mereka untuk membentuk jaringan yang menangani beberapa masalah mereka.

Melawan beberapa persepsi, Pastor Bueya mengatakan kepada ACI Africa bahwa pertemuan dengan Paus bukanlah kesempatan untuk meratapi kesulitan di benua itu.

“Meskipun kami menghadapi banyak tantangan di Afrika, tujuan kami dalam dialog dengan Paus Fransiskus ini bukanlah untuk mengeluh kepada Bapa Suci,” ujarnya.

Tentu saja, para siswa akan berbagi dengannya situasi benua, memintanya untuk mendengarkan tantangan khusus di berbagai negara Afrika.

“Namun yang paling penting, tujuannya adalah untuk memohon padanya untuk menemani kaum muda dalam perjuangan sehari-hari mereka di Afrika,” kata Buaya.

Pastor Bueya menggemakan kata-kata Uskup Nigeria dari Keuskupan Sokoto, Mathew Hassan Kukah. Prelatus Nigeria yang fasih itu mendesak para pelajar Afrika untuk melihat partisipasi mereka dalam Sinode virtual tentang Sinodalitas dengan Paus sebagai “waktu untuk wahyu” dan bukan waktu untuk meratap.

“Ini seharusnya bukan waktu untuk ratapan tetapi waktu untuk wahyu,” kata Uskup Kukah.

Sebagian, idenya juga untuk melibatkan mahasiswa Afrika dalam kehidupan Gereja dan masyarakat.

 

Membangun jembatan di seluruh Afrika

Disebut sebagai “Membangun Jembatan di Seluruh Afrika: Pertemuan Sinode Antara Paus Fransiskus dan Mahasiswa,”.

PACTPAN menunjukkan bahwa beberapa Uskup Afrika juga telah diundang untuk bergabung dalam dialog bersama dengan peserta dari Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo (DRC), Kenya , Nigeria, Sudan Selatan, dan Zambia. (Yoseph Ikanubun/vaticannews.va)


Pos terkait