Paus Fransiskus Ingatkan Duta Besar untuk Menjadi Pembawa Damai

Paus Fransiskus menyapa Duta Besar baru Belize, Bahama, Thailand,, Norwegia, Mongolia, Niger, Uganda, Sudan hingga Tahta Suci. (Foto: Vatican Media)

Akhirnya, Paus mengundang para duta besar untuk menemukan cara-cara segar dan kreatif untuk mempromosikan solidaritas dan persahabatan sosial, dan meyakinkan mereka akan kerja sama dan dukungan dari Sekretariat Negara dan Dikasteri dan Kantor Kuria Roma.

 

Pesan Paus Fransiskus untuk Kaum Muda

Dalam sambutannya yang telah disiapkan kepada para anggota muda Aksi Katolik Italia, Paus Fransiskus menegaskan kembali pentingnya bersatu di dunia yang cenderung mengisolasi dan memecah belah orang.

Paus mengucapkan terima kasih kepada Presiden Nasional Aksi Katolik Italia, Giuseppe Notarstefano, Asisten Jenderal Uskup Gualtiero Sigismondi; dan para pemimpin Aksi Katolik dan para pendidik, semuanya bekerja untuk pertumbuhan manusia dan Kristiani generasi muda.

 

Paus Fransiskus memusatkan perhatian pada kata kerja yang digunakan oleh Yesus: “Pergilah!”

Sebuah indikasi penting, yang mampu mengubah murid menjadi seorang rasul, menjadikannya seorang misionaris.

“Dan kamu juga, teman-teman terkasih, dipanggil untuk pergi, karena Tuhan tidak suka kalau kita bermalas-malasan di sofa,” ujarnya.

 

Cari satu sama lain

Indikasi “pergi” mungkin menimbulkan pertanyaan lain: Ke mana? Menuju siapa? “Terhadap orang lain,” kata Paus Fransiskus. “Terhadap, seperti yang dikatakan Yesus dalam Injil, semua orang, tidak terkecuali siapa pun.”

Paus menekankan risiko bagi generasi muda untuk menghabiskan hari-hari mereka menyendiri, dengan mata terpaku pada ponsel.

“Mata kita dibuat untuk saling memandang. Bukan untuk melihat ke bawah ke dunia maya yang kita pegang, tetapi untuk melihat ke langit, ke Tuhan, dan ke mata dunia orang yang tinggal di samping kita,” ujarnya.

 

Temukan keindahan sejati hidup

Oleh karena itu, mata manusia menjadi salah satu media pertama yang menyampaikan kegembiraan yang dialami ketika mengenal Yesus.

“Persahabatan yang mengubah keberadaan kita, membuat kita merangkul kehidupan, dan memungkinkan kita menemukan keindahan sejatinya,” katanya. (Yoseph Ikanubun)

Komentar Facebook