Masengi menjelaskan, sejak Perjanjian Lama sampai sekarang, pandangan umat terhadap Tuhan Allah tidak pernah berubah yakni sebagai pusat yang menjadikan manusia menjadi lebih baik dan sejahtera. Karena itu tetap berlaku ajakan, mari datang dan berjalan ke rumah Tuhan. Ajakan-ajakan yang tidak pernah usang dan redup. Dari dulu sampai sekarang ajakan-ajakan ini berlaku untuk umat Tuhan. “Karena sejak awal mula penciptaan ini, Tuhan Allah sudah menegaskan kekuasaan diriNya. Bahwa di dalam dia, terdapat banyak pengajaran yang menuntun kita pada perubahan sikap dan perilaku. Supaya lebih setia dan taat kepada Tuhan,” jelasnya.
Sekarang ini, umat manusia mengakui hidup di alam merdeka dan menikmati kebebasan yang luar biasa, sehingga selalu ada kecenderungan untuk tidak mencari rumah Tuhan. Manusia lebih suka mencari rumah duniawi, karena mendapatkan keinginan, kesenangan dan kebahagiaan. “Apakah benar demikian? Bahwa dalam rumah duniawi, kita lebih mendapatkan apa yang namanya kesejahteraan dan kebahagiaan?,” tanya Masengi kepada jemaat yang hadir.
Masengi menegaskan, kehidupan sekarang itulah dipenuhi tantangan yang membuat manusia cenderung memunculkan keinginan yang sifatnya duniawi. Sehingga tidak mengherankan, banyak orang tidak peduli lagi dengan persekutuan umat Allah. “Orang menanggap, itu tidak terlalu penting. Nanti saja kalau sudah ada keuntungan baru saya cari persekutuan rumah Tuhan. Nanti kalau ada kebutuhan mendesak, baru saya mau datang. Tetapi selagi saya merasa aman, masih sejahtera, dikuasai oleh pemikiran duniawi, ya sudah dianggap belum perlu dan butuh rumah Allah serta persekutuan,” tegasnya.
Dia mengatakan, nabi Yesaya mengingatkan persekutuan umat Allah menjadi kebutuhan umat dari waktu ke waktu. Entah dalam keadaan senang, sedih atau berduka, persekutuan umat Allah menjadi nomor satu. Karena, umat menemukan adanya firman Tuhan yang meneguhkan kepercayaan iman. Kemudian ia menerangkan soal perkembangan dan pelayanan, sikap umat terhadap gereja, baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi umat untuk setia dan taat kepada Tuhan serta lain sebagainya.
Dia berharap, umat menjadikan persekutuan rumah Tuhan sebagai kebutuhan utama yakni rohani dan iman yang memperoleh inspirasi sebagai pembenahan diri untuk perubahan-perubahan ke depan. (rf)