Saat pelayaran dari Teluk Manado menuju Bitung para peserta BJRB mendapatkan pengarahan dari Kepala Departemen Operasi KRI Dewa Ruci tentang alat keselamatan berupa life jacket dan fungsi dari sekoci darurat (life craft) jika sewaktu-waktu kapal mengalami kebakaran dan kebocoran sehingga harus melaksanakan peran meninggalkan kapal. “Para peserta juga diberikan pengenalan serta fungsi masing dari alat-alat navigasi diantaranya radar, kompas, kemudi, echosounder (alat untuk melihat kedalaman laut), bendera isyarat, dan jumlah layar yang dimiliki KRI Dewa Ruci,” ujar Pontoh.
Tak kalah menarik, ketika peserta BJRB diajak untuk turut membantu bagaimana cara menarik tali tiang layar serta mengembangkan layar Kapal Legendaris KRI Dewa Ruci yang berbendera tengkorak kepala manusia dilanjutkan lomba keberanian naik tangga Tiang Bima,Tiang Arjuna dan Tiang Yudistira dalam rangka pengenalan Latihan Peran Parade Roll.
Diketahui Kapal yang menjadi legenda TNI Angkatan Laut tersebut mengangkut 51 orang terdiri dari 21 putra dan 19 putri anggota Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VIII didampingi 11 orang pendamping yang dipimpin Paban Proga Srena Lantamal VIII Letkol Laut (S) Drs Laurentius Pongky Ari A.(hs)