MANADO, DetikManado.Com – Turunnya harga komoditi kopra menuai keprihatinan sejumlah kemahasiswaan di Kota Manado, rasa prihatin tersebut rencananya dilakukan mulai melalui Aksi Solidaritas, yang akan dilaksanakan Senin (26/11/2018) besok.
Seruan aksi tersebut beredar di media sosial, aksi yang menamakan diri sebagai Gerakan Kolektif Perjuangan Rakyat Sulawesi Utara (Gerakan Kopra Sulut), mengajak semua elemen mahasiswa untuk menyerukan kenaikan harga kopra.
Adapun isi tuntutan sebanyak 5 point, yakni pertama meminta DPRD Privinsi Sulut untuk mendesak Pemprov Sulut agar segera menstabilkan harga Kopra, kedua menununtut Pemerintah Daerah mengeluarkan peraturan daerah untuk menetapkan harga kopra, ketiga pemerintah harus menghadirkan BUMD untuk mengelola hasil tani kopra sebagai bentuk industrialisasi di sektor pertanian, keempat pemerintah harus melakukan pendidikan terhadap masyarakat untuk menggunakan produk local dan kelima mempertegas ekonomi bangsa dengan berlandaskan pasal 33 UUD 1945.
Humas aksi, Eko R.Z Yahya, saat dihubungi melalui pesan singkat, minggu (25/11/2018), menjelaskan “Kopra adalah salah satu produk unggulan, data yang kami dapati dari Bappeti.co.id, harga kopra Rp. 6.850. Mirisnya di Nusa Utara, harga mencapai Rp.2000-Rp.3000, sedangkan Manado, Minahasa dan Bolmong Rp.3000 – Rp.4000. Dengan harga seperti itu bagaimana mereka dapat menyekolahkan anak mereka, seharusnya pemerintah dapat mengambil langkah taktis dalam mengintervensi harga kopra, jangan hanya beralasan tidak bisa intervensi harga pasar, sehingga seakan-akan tidak berdaya” jelas Eko.