Setelah Rosario, Matteo Bruni, Direktur Kantor Pers Takhta Suci, menjelaskan kepada para wartawan bahwa selama saat hening yang lama di Kapel Penampakan, ketika dia duduk di hadapan Bunda Maria, Paus berdoa, dengan kesedihan, untuk kedamaian.
Doa heningnya adalah semacam antisipasi terhadap misteri keempat Rosario yang didaraskan tak lama kemudian, yang membawa permohonan yang sama pada intinya.
Teks tweet tersebut, disertai dengan gambar Paus Fransiskus berdoa di depan gambar Maria, menampilkan baris doa yang singkat namun intens.
“Dengan hati seperti anak kecil, kami mengabdikan hidup kami untukmu, selamanya. Kepada Anda, kami menguduskan Gereja dan dunia, terutama negara-negara yang sedang berperang. Dapatkan kedamaian bagi kami. Anda, Perawan, buka jalan di mana tampaknya tidak ada,” ujar Paus.
Kalimat terakhir memancarkan keyakinan penuh pada kekuatan syafaat Perawan Maria, melebihi kejahatan apa pun.
“Kamu yang melepaskan simpul, kendurkan kekusutan keegoisan dan jerat kekuasaan. Anda yang tidak pernah kalah dalam kemurahan hati, penuhi kami dengan kelembutan, penuhi kami dengan harapan dan bantu kami merasakan sukacita yang tidak pernah berakhir, sukacita Injil. Amin,” tutup Bapa Suci. (Yoseph Ikanubun)