Dengan Kesedihan di Fatima, Paus Fransiskus Berdoa untuk Perdamaian

Paus Fransiskus berdoa dalam hati di depan gambar Bunda Maria dari Fatima. (Foto: Vatikan Media)

Vatikan, DetikManado.com – Direktur Kantor Pers Takhta Suci menegaskan bahwa Paus Fransiskus berdoa untuk perdamaian dan menguduskan Gereja dan dunia kepada Perawan Maria yang Terberkati selama doa Rosario di Fatima.

Menyusul pendarasan Rosario yang dipimpin oleh Paus Fransiskus di Kuil Bunda Fatima padai Sabtu, ada sebuah doa yang dipanjatkan berbunyi “untuk Anda, kami menguduskan Gereja dan dunia, terutama negara-negara yang sedang berperang.”

Bacaan Lainnya

Dikutip dari vaticannews.va, saat Paus Fransiskus berdoa Rosario, keheningan mendalam menyelimuti suara kolektif jutaan jiwa, semuanya bersatu dalam satu keinginan agar dunia mengesampingkan kengerian perang, setiap perang.

Rosario Paus Fransiskus di Fatima, dibagikan secara langsung kepada 200.000 orang, serta banyak orang lain yang berdoa bersamanya di TV langsung dan media sosial.

Ditutup pada Sabtu sore dengan sebuah tweet, berisi doa tambahan untuk perdamaian kepada Santa Perawan Maria oleh Paus.

 

Berdoa untuk perdamaian

Setelah Rosario, Matteo Bruni, Direktur Kantor Pers Takhta Suci, menjelaskan kepada para wartawan bahwa selama saat hening yang lama di Kapel Penampakan, ketika dia duduk di hadapan Bunda Maria, Paus berdoa, dengan kesedihan, untuk kedamaian.

Doa heningnya adalah semacam antisipasi terhadap misteri keempat Rosario yang didaraskan tak lama kemudian, yang membawa permohonan yang sama pada intinya.

Teks tweet tersebut, disertai dengan gambar Paus Fransiskus berdoa di depan gambar Maria, menampilkan baris doa yang singkat namun intens.

“Dengan hati seperti anak kecil, kami mengabdikan hidup kami untukmu, selamanya. Kepada Anda, kami menguduskan Gereja dan dunia, terutama negara-negara yang sedang berperang. Dapatkan kedamaian bagi kami. Anda, Perawan, buka jalan di mana tampaknya tidak ada,” ujar Paus.

Kalimat terakhir memancarkan keyakinan penuh pada kekuatan syafaat Perawan Maria, melebihi kejahatan apa pun.

“Kamu yang melepaskan simpul, kendurkan kekusutan keegoisan dan jerat kekuasaan. Anda yang tidak pernah kalah dalam kemurahan hati, penuhi kami dengan kelembutan, penuhi kami dengan harapan dan bantu kami merasakan sukacita yang tidak pernah berakhir, sukacita Injil. Amin,” tutup Bapa Suci. (Yoseph Ikanubun)

 


Pos terkait