Diskusi Peristiwa Merah Putih di Fakultas Ilmu Budaya Unsrat Manado

Diskusi yang digelar di kampus FIB ini menghadirkan pembicara Freddy Wowor dan Dekan FIB Unsrat Drs Ferry R Mawikere MHum.

Manado, DetikManado.com – Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Unsrat Manado melalui Forum Mahasiswa Sejarah Sulut menggelar diskusi memperingati peristiwa merah putih pada tanggal 14 Februari 1946 di Sulut. Diskusi yang digelar di kampus FIB, Kamis (20/02/2020) ini, menghadirkan pembicara Freddy Wowor dan Dekan FIB Unsrat Drs Ferry R Mawikere MHum.

Terkait kegiatan itu Mawikere, menyatakan sangat mengapresiasi diskusi ini karena peminatnya sudah sangat menurun. “Kalau bukan kita, siapa lagi yang menceritakan kembali kisah heroik di daerah kita sendiri,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, sejarah merupakan ilmu yang menjawab fenomena di masa sekarang dan yang bisa menjawab sebab akibat yang terjadi sekarang ini. “Saat ini kita harus berbuat sesuatu supaya kita bisa mempersiapkan masa depan,” kata Mawikere.

Berbicara tentang Peristiwa Merah Putih, Mawikere mengatakan, karena ada peristiwa sebelumnya yang mendorong para pejuang di Minahasa untuk melakukan perlawanan. “Mereka berjuang karena ada penindasan dan kitalah yang mengisi kemerdekaan dari perjuangan mereka,” tuturnya.

Dia juga berharap ada beberapa pahlawan dari Sulut untuk dijadikan Pahlawan Nasional meskipun ada beberapa kendala seperti dokumen- dokumen yang belum lengkap. Terutama para pahlawan yang terlibat pada Peristiwa Merah Putih tersebut. “Saya berharap ke depannya kuantitas dan kualitas dari kegiatan ini terus ditingkatkan dan diharapkan para mahasiswa ini dapat menjadi generasi muda yang bisa memberikan pencerahan kepada adik-adik yang di bawah mereka nantinya,” pungkas Mawikere.

Sedangkan Wowor lebih menekankan pada bagaimana generasi saat ini memaknai Persitiwa Merah Putih sebagai sebuah bentuk nasionalisme yang diterjemahkan dalam konteks masa kini. “Persitiwa Merah Putih ini gerakan sekelompok anak muda pada 14 Februari 1946, bagaimana anak muda sekarang memaknainya dalam konteks masa kini,” ujar Wowor.

Diskusi ini dihadiri puluhan mahasiswa, serta dosen dari Jurusan Sejarah FIB Unsrat Manado. (ml)

Komentar Facebook

Pos terkait