Pdt Albertus, juga mengajak pemuda harus tetap membangun kerjasama dalam berpikir dan bertindak dengan tidak memandang agama atau budaya tertentu tetapi sebagai Bangsa Indonesi agar menciptakan masyarakat yang mampu berkontribusi baik bagi indonesia ini.
Ditempat yang sama, Jeiry Sumampow sebagai pembicara terakhir, mengatakan agama memang dijadikan alat politik untuk mendapatkan suara, tapi untuk kasus Grace Natali, ini sangat aneh karena itu adalah pandapat beliau dan sikap Partai, ini akhirnya akan mulai mengekang kebebasan berpendapat kita semua. terlihat jelas mau memasukan sentimen agama ke ranah politik. Kita harus melakukan perlawanan terhadap politik yg memainkan isu agama, sehingga menutup isu substansial permasalahan bangsa yang seharusnya menjadi pokok dalam pemilu mendatang. Tutup Sumampow
Sementara itu, Kordinator GMKI Wilayah SulutGo, drg. Hizkia Sembel, kepada DetikManado.Com, menyatakan “kami mempertemukan tokoh-tokoh nasional ini sebagai bentuk kepedulian kami sebagai gerakan pemikir terhadap nasib bangsa, kita ketahui kalau terjadi pembiaran dalam pemahaman sebenarnya melalui aspek hukum dan pandangan tokoh gereja khusunya mengenai agama yang selalui dijadikan instrument dalam mengahdapi tahun politik, terlebih kasus yang menimpa Grace Natalie, Ketum PSI, mengenai ucapannya terhadap perda agama yang dianggap menistakan agama, sehingga dilaporka ke Polda Metro jaya, beberapa waktu lalu.
Hizkia juga, menyampaikan maaf dari ketum PSI Grace Natalie, yang seharusnya menjadi pembicara pada seminar tersebut, dikarenakan tidak diberi izin dari kepolisian untuk berkunjung keluar kota jakarta.
Seminar kebangsaan tersebut dihadiri sejumlah tokoh pemuda, mahasiswa, gereja, dan cabang-cabang GMKI se Wilayah SulutGo. (Dedy Manlesu)