Kata Purba dan Avloubun Tentang MPAB dan Mabim PMKRI Tondano

Simon O Purba dan Enjelberta Avloubun. (Foto: DetikManado.com/Richard Fangohoi).

Tondano, DetikManado.com – Simon O Purba dan Enjelberta Avloubun menceritakan pengalaman mereka saat mengikuti MPAB dan Mabim PMKRI Tondano.

Untuk diketahui, pengukuhan dengan cara pembaretan menjadi anggota biasa dilakukan dalam Mabim. Sebelum itu, digelar MPAB bulan November 2019 silam.

Bacaan Lainnya

Purba awalnya tertarik bergabung bersama PMKRI, karena ajakan teman. Namun, lama-kelamaan, ia ingin berproses di PMKRI. “Saya suka hal yang baru. Seperti PMKRI di pergerakan, bisa mengembangkan. Dan lebih banyak pengalaman dan menjadi lebih baik kepada saya secara pribadi,” katanya kepada DetikManado.com, Minggu (15/03/2020).

Ia menilai, Mabim sangat bagus baginya. Ia mengucapkan terima kasih pada PMKRI Tondano, karena bisa mengikuti Mabim dan menjadi anggota biasa. “Banyak dapat materi. Itu menjadi hal yang luar biasa bagi saya,” imbuh mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Manado (Unima) ini.

Simon berharap, PMKRI ke depannya sukses dan jaya dalam setiap kegiatan yang digelar. “Dan selalu mengedepankan pro ecclesia et patria,” tandasnya.

Sementara itu, Avloubun menyatakan tertarik dengan salah satu materi Mabim, yakni Analisis Sosial. Ia menuturkan, dengan materi itu, mereka belajar bagaimana menganalisis keadaan-keadaan sosial. “Mulai dari tujuan dan mendapatkan kesimpulan di masyarakat,” imbuh Avloubun yang adalah mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (Fmipa) Unima.

Avloubun menegaskan, saat menjalani ekskursi sosial di Desa Kaayuran Atas, Langowan, Minahasa, Sulut, ia tinggal di sebuah rumah bersama seorang kakek. Sementara itu, peserta Mabim bersama warga masyarakat lainnya.

Enjel sapaan akrabnya mengatakan, kakek itu hanya sekolah sampai usia 12 tahun (SD), setelah itu bertani. “Kakek itu telah bekerja sebagai tani, membuat gula merah. Di sana juga, kami melihat kebersamaan (umat) yang erat di Gereja Katolik Stasi,” katanya.

Ia berharap, PMKRI dapat mempererat hubungan sebagai sesama anggota PMKRI. Selain itu, menggelar berbagai pendidikan informal maupun non formal. “Misalnya pelatihan jurnalistik dan diskusi yang banyak tentang permasalahan-permasalahan sosial,” tuturnya.

12 orang yang telah mengikuti Mabim termasuk dirinya, agar dapat bertahan ke pendidikan formal selanjutnya. “Terus bisa mempertahankan kekompakan dan menjadi kader PMKRI yang kritis terhadap masalah-masalah sosial. Untuk gereja dan tanah air,” tandas Avloubun. (rf)

Komentar Facebook

Pos terkait