Jakarta, DetikManado.com – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) menyelenggarakan Pembinaan Tahap I Young Inventors Challenge (YIC) Tahun 2025.
Sejumlah peneliti muda dari berbagai SMA/MA/Sederajat di Indonesia mengikuti Pembinaan Tahap I YIC pada 18 hingga 24 Mei 2025 di Bogor, Jawa Barat. Pembinaan ini diselenggarakan dalam rangka mempersiapkan keikutsertaan Indonesia pada ajang talenta internasional YIC 2025.
“Adik-adik adalah talenta riset dan inovasi yang sudah luar biasa bisa sampai ke tahap ini. Semoga adik-adik semua yang mengikuti Pembinaan Tahap I YIC bisa lolos ke tahap berikutnya. Tetap semangat dan berikan yang terbaik,” kata Kepala Pusat Prestasi Nasional, Kemendikdasmen, Maria Veronica Irene Herdjiono, beberapa waktu lalu.
Peserta Pembinaan Tahap I YIC 2025 berasal dari pemenang ajang talenta Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tahun 2024 dari berbagai SMA/MA/Sederajat.
Kemudian, mereka diundang oleh Puspresnas Kemendikdasmen untuk mengikuti Pembinaan Tahap I YIC.
Adapun Tim Pembina YIC 2025 yaitu, Abu Amar dari Institut Teknologi Indonesia, Wahyu Srigutomo dari Institut Teknologi Bandung, Dwi Anita Suryandari dari Universitas Indonesia, Hendrawan dari Universitas Pendidikan Indonesia, Lupi Yudhaningrum dari Universitas Negeri Jakarta, Banung Grahita dari Institut Teknologi Bandung, dan Gunawan Widiyanto dari Asosiasi Peneliti Muda Indonesia.
Sementara itu, Asisten Pembina YIC 2025 berasal dari Asosiasi Peneliti Muda Indonesia yaitu, I Dewa Gede Wicaksana Prabaswara, Icha Khaerunnisa, dan I Gusti Ngurah Sucahya Satria Adi Pratama.
Pada kesempatan ini, Abu Amar dari Institut Teknologi Indonesia selaku Koordinator Pembina YIC 2025, mengatakan semua tim mempunyai potensi yang bagus untuk mengikuti YIC.
“Potensi dari semua siswa itu bagus dan punya masing-masing karakter. Mudah-mudahan enam tim sebagai delegasi resmi dari Puspresnas masuk 30 tim terbaik di final nanti. Aamiin,” tuturnya.
“Kami sudah memberikan penguatan materi sehingga siswa menguasai apa yang dilakukan. Kemudian, kami juga mengikuti panduan YIC dan mengarah ke prototipe atau alat yang bermanfaat bagi masyarakat. Mudah-mudahan para siswa mendapatkan prestasi terbaik,” lanjut Abu.
Salah satu peserta, Shafa Azmi Nadhira (Tim KIR SMANEKA 2) dari SMA Negeri 1 Kepanjen, menjelaskan tujuan dan manfaat penelitiannya.
“Penelitian kami bertujuan menghadirkan air yang layak konsumsi dari air payau. Alasan kami mengangkat air payau ini karena angka ketersediaan air layak konsumsi di Indonesia dan dunia,” tuturnya.
Dia mengatakan, timnya membuat membran Interfacial Solar Steam Generation (ISSG) berbahan Kayu Sengon dan Multi-Walled Carbon Nanotube (MWCNT) sebagai media untuk menghasilkan air layak konsumsi.
Hasil penelitian melalui berbagai uji yang di kelompokkan menjadi tiga kelompok uji yaitu uji karakteristik, uji performa, dan uji kualitas.
Ia berharap melalui pembinaan ini dapat menorehkan prestasi membanggakan di ajang YIC.
“Di sini kami dan teman-teman delegasi berharap semuanya dapat mengharumkan nama Indonesia. Tidak hanya mendapatkan medali tetapi juga dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Shafa.
YIC adalah ajang penelitian internasional yang diselenggarakan oleh Association of Science, Technology, and Innovation (ASTI) untuk mendorong kolaborasi siswa sekolah menengah dalam menciptakan solusi inovatif atas berbagai masalah.
Ajang ini mengikutsertakan sebanyak enam negara dengan total 30 besar peserta. (yos)