Kisah Mentri Agama Saat Mengenyam Pendidikan di Madrasah

Menag Lukman Hakim Saifuddin saat mengunjungi kampus IAIN Manado.

Lanjut Lukman, ketika itu untuk ke Madrasah masih berjalan kaki jaraknya sekitar 2,5 atau hampir 3 km dan kondisi ketika itu sama sekali berbeda dengan Madrasah-Madrasah. Di mana dari sisi fasilitas saat ini sudah jauh lebih baik. Dulu sekitaran tahun 1975, lanjutnya, dia bersekolah dan selesai di Madrasah kawasan Jakarta Selatan. Kondisi Madrasah saat itu sangat memprihatinkan. “Gentengnya masih banyak yang bocor dan lantainya masih berupa tanah. Jadi kita semua sangat senang kalau ada hujan turun, karena itu artinya kita tidak belajar. Semua kelas ada kebocoran, bahkan sampai kebanjiran. Dan begitulah senang anak-anak ketika itu,” ungkapnya.

Meski demikian, Lukman mengatakan, poin penting yang ingin disampaikan adalah motivasi dan semangat untuk tetap sekolah. Juga peran guru dalam mendidik para siswanya. ”Banyak manfaat sesungguhnya dari apa yang diajarkan oleh guru-guru kita, lalu kemudian kita betul-betul bisa memahami betapa besar manfaat dari nilai-nilai yang ditanamkan oleh para guru kita itu,” jelasnya.

Bacaan Lainnya

Lukman juga berpesan khususnya kepada siswa-siswi Madrasah dan sekolah umum peserta KSM. ”Jadikanlah ajang ini tempat belajar, ini adalah momentum yang sangat mahal, ini adalah medium, wahana, wadah dan tidak semua orang bisa menikmati momentum ini,” ujar Menag.(tr-02)

Komentar Facebook

Pos terkait