Menurut Doni, kesuksesan merubah perilaku ini harus didukung oleh tiga tungku sajarangan yaitu ninik mamak, cadiak pandai dan ulama. “Seperti kita kita ketahui orang Minangkabau memiliki filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) artinya adalah sudah sejak lama orang Minang diingatkan untuk tidak merusak alam sesuai dengan perintah alquran,” ucapnya.
Doni juga menjelaskan, Orang Minang bukanlah masyarakat yang ahli dalam bidang pertambangan. Orang Minang lebih dikenal sebagai pedagang, urusan pertambangan harus diserahkan kepada orang yang ahli di bidangnya. Dan adanya perubahan vegetasi seperti penebangan pohon serta penanaman sayur dikemiringan lebih dari 30 derajat hal ini dapat mengakibatkan longsor dan banjir.
Di akhir ceramah Doni mengatakan bahwa bencana adalah urusan bersama oleh sebab itu dalam penanganan banjir ini BNPB akan bekerja sama dengan empat Kementerian diantaranya, PUPR, Pertanian, LHK, BPN, dan Dinas-dinas terkait di Provinsi Sumbar. (joe)