Lanjutnya, kemajuan teknologi harus kita hadapi dan bagaimana secara bijak mengantisipasi ataupun menjaga kemajuan tersebut tanpa batas. “Ada juga disebut anonim yaitu hampir semuanya akun palsu, nama palsu dan dalam pengungkapannya kita agak kesulitan dan teroganisir, terencana, terstruktur dan masif oleh suatu kelompok tersebut,” bebernya.
Perwira menengah dengan pangkat tiga melati ini juga menjelaskan, media sosial itu lebih mudah digunakan, akses yang mudah, cepat dan murah. Ketika kita menyebarkan konten, maka detik itu juga tersebar luas dan waktunya panjang dia tidak akan berubah. “Ini yang namanya jejak digital yang banyak membantu kita dalam penegakan hukum dan tidak akan hilang, siapapun itu selama tidak dirubah. Makanya hati-hati kalau mengirim sesuatu di media sosial seperti foto di YouTube, Instagram, menulis yang tidak baik. Nanti begitu 5 tahun yang akan datang, atau 10 tahun yang akan datang belum hilang dan ternyata anaknya melihat, kalau yang positif tidak masalah tetapi kalau negatif itu yang repot,” jelasnya.
Irsan juga berharap apa yang disampaikan narasumber pada saat diskusi dapat dicermati oleh para peserta.”Paling penting adalah kita harus lebih bijak menyikapi informasi atau berita yang muncul di media sosial, dan juga kita harus mendukung program pemerintah walaupun kita berbeda kita tetap NKRI,” pungkasnya. (ml)