Pontianak, DetikManado.com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim memberikan penjelasan terkait sekolah penggerak.
Hal ini disampaikan Nadiem pemahaman yang salah terkait sekolah penggerak yang diasumsikan sebagai sekolah favorit, padahal yang dimaksud adalah sekolah yang membangun paradigma baru dalam pembelajaran.
“Menjadi Sekolah Penggerak bukan suatu hal yang mudah karena membutuhkan keberanian dalam menghadapi kerumitan dan tantangan,” ujarnya saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Sanggau, Selasa (25/10/2022).
Nadiem mengatakan, pihaknya mengapresiasi para kepala sekolah penggerak karena telah menerapkan sejumlah program Merdeka Belajar yang butuh usaha ekstra.
Untuk itu, Nadiem menyampaikan terima kasih kepada para Kepala Sekolah Penggerak yang telah mampu menggerakkan warga sekolah untuk bersama-sama mengimplementasikan paradigma baru di sekolahnya.
“Saya ucapkan apresiasi, terima kasih kepada bapak ibu kepala sekolah yang telah menjadi garda terdepan perubahan. Terima kasih bapak ibu sudah berani meluncurkan paradigma baru dalam pembelajaran,” tuturnya.
Menurutnya, paradigma Sekolah Penggerak sebagai sekolah favorit adalah kesalahan persepsi.
“Kami memilih Sekolah Penggerak bukan berdasarkan bagusnya sekolah tersebut, tetapi dari kemauan kepala sekolah dan guru-gurunya untuk melakukan perubahan,” tuturnya.
Kemudian, dalam mengimplementasikan Sekolah Penggerak, Kemendikbudristek memberikan bantuan perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mendukung berbagai program pembelajaran.
“Kami utamakan bantuan TIK diberikan kepada sekolah-sekolah yang fasilitasnya belum ada,” kata Mendikbudristek. (Yoseph Ikanubun/Antara)