MANADO, DetikManado.com – Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, berlangsung dengan aman dan lancer, saat ini tahapan pemilu memasuki penghitungan suara di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).
Suksesnya pelaksanaan persta demokrasi lima tahunan ini, tak lepas dari peran aparat keamanan, TNI dan Polri, yang setia mengawal tahapan pemilu kali ini, khususnya di Kota Manado.
Melihat komitmen aparat yang selalu menjaga netralitasnya dalam memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat selama pelaksanaan pemilu 2019, membuat salah satu Calon Anggota Legislatif (Caleg), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), untuk DPRD Kota Manado, Jurani Rurubua, angkat bicara.
“Saya mengapresiasi netralitas jajaran Kepolisian dan sampai pada hari ini banyak polisi yang gugur, saya mengucapkan belasungkawa, turut bedukacita”, tutur Rani sapaan akrabnya.
Pada kesempatan itu, Rani juga mengatakan masalah penggrebekan kotak suara di lokasi Pameran Kayuwatu, tepatnya pada stand Pemkot Manado, jumat (19/04/19) lalu, dirinya meminta maaf kepada Kapolri, Kapolda dan jajaran Kepolisian, karena pada saat kejadian tersebut, Ia mengeluarkan kalimat tentang organisasi Bhayangkari.
“2 hari saya tidak tidur dalam keadaan menunggu hasil pleno, saat itu saya mendapat video yang menurut saya ada suatu pelanggaran, sehingga emosi saya terbawa, dan saat itu saya mengeluarkan kata ‘Bhayangkari’ dan posisinya saya merasa tidak ada netralisasi,” tuturnya.
Lanjutnya, “Pada saat kejadian ada ASN dan beberapa sopir truk yang berada di dalam ruangan penyimpanan kotak suara tersebut, sehingga saya mengeluarkan kalimat tersebut,” tutur Rani seraya mengulangi permohonan maafnya kepada Institusi Polri.
Selain itu, Rani juga memohon maaf kepada pihak-pihak lain yang merasa dirugikan olehnya.
Perlu diketahui, Bhayangkari merupakan organisasi istri anggota Polri, yang lahir atas gagasan Ny. Hadidjah Lena Mokoginta Soekanto, pada tanggal 17 Agustus 1949 di Yogyakarta.
(Mikhael)