SMKN 3 Manado, 1 dari 11 Sekolah di Indonesia Penerima Program Aminef

Harisson saat mengajar Bahasa Inggris di SMKN 3 Manado, Jumat (20/10/2023). (Foto: Yoseph Ikanubun/DetikManado.com)

“Yang paling utama, kita mendapatkan keberuntungan ETA ini adalah native speaker. Siswa melihat inilah penutur asli yang menyampaikan materi. Kalau kami, meski guru bahasa Inggris tentu lidah atau bertutur tidak sama dengan mereka,” ujarnya.

Sebelum datang ke SMKN 3 Manado di September 2023 lalu, Harisson dengan teman-temannya lebih dulu mengikuti kursus Bahasa Indonesia di Jakarta. Sehingga memang proses belajar ini berjalan baik.

Bacaan Lainnya

“Proses pembelajaran menjadi lebih menarik, anak-anak lebih suka. Gurunya masih muda 23 tahun. Kelasnya menjadi aktif, hidup, yang pasti anak-anak suka,” tuturnya.

Nori Palendeng mengatakan, ada perubahan yang terjadi saat Harisson mulai mengampu kelas berkolaborasi dengan guru di SMKN 3 Manado. Minat siswa belajar Bahasa Inggris makin tinggi.

Anak-anak bisa speak up dengan baik, berani berbahasa Inggris tulisan maupun lisan.

“Anak yang tidak suka Bahasa Inggris, dengan kehadiran dan profil Harisson ini membuat pembelajaran menjadi lebih menarik,” ujarnya.

Dia berharap, sebagai siswa SMK maka penguasaan Bahasa Inggris menjadi sangat penting. Minimal kolaborasi Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia itu dikuasai anak-anak.

“Penguasaan Bahasa Inggris itu menjadi prioritas di Dunia Kerja Dunia Industri atau DUDI. Apalagi kita Jurusan Pariwisata atau Hospitality,” ujarnya memungkasi. (Yoseph Ikanubun)

Komentar Facebook

Pos terkait