Dijelaskannya, mahasiswa pada tahun 1998 sudah mengorbankan jiwa raga untuk reformasi menumbangkan kekuasaan 32 tahun.
“Jadi kasiang torang jangan mengecewakan dorang. Berapa banyak orang tua kehilangan anak-anaknya tahun 98 demi reformasi Republik Indonesia termasuk di Kota Manado,” kata Kembuan.
Alumnus Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado ini menambahkan, dirinya mempunyai visi orang tua harus dimuliakan. Sekarang ada 40.000 data lansia yang tiap tahun bertambah, namun yang menerima bantuan tiap tahun berkurang.
“Banyak sekali lansia yang mengeluh bahwa hari ini kita dapa, besok so nyanda, tergantung pala,” ungkap Kembuan.
Kembuan menambahkan, ketika SSK-SS terpilih, Manado akan dijadikan kota modern.
“Oma-oma dan opa-opa so nda perlu pigi mendaftar pa dorang pala, so kurang mendaftar lewat handphone. Se maso itu nama, alamat, NIK, tanggal lahir, kalo memang sudah 60 tahun langsung otomatis terdaftar,” pungkasnya. (tr-01)