Tujuan bedah buku Perang Tondano tidak ada penonjolan pada marga atau fam Tewu yang ada dalam buku ini, apalagi kepentingan politik. Tewu menegaskan,
dirinya dengan tulus hati untuk membuat sesuatu kota Tondano.
Disebutkan Tewu, kegiatan ini termasuk dalam kerangka visi dan misi alumni SMANTO 170.1. “Untuk mengawal kerukunan, rasa toleransi yang tinggi, mendukung pemerintahan dan memberdayakan masyarakat dalam rangka menciptakan industri kreatif dan
kepariwisataan,” jelas Tewu.
Informasi yang dihimpun, kegiatan bedah buku terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama dibawakan Ivan RB Kaunang, pakar sejarah dari Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) Manado. Sedangkan sesi kedua oleh Valentino Lumowa, pakar Filsafat Universitas Katolik (UNIKA) De La Salle Manado.
Kaunang menerangkan Tinjauan Sejarah Perang Tondano Dalam Sejarah Indonesia Pasca Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945. Dan Lumowa menyampaikan topik Makna Filosofis Perang Tondano Bagi Masyarakat Khususnya Minahasa. (rf)