Tondano, DetikManado.com – Dalam rangka pelaksanaan kegiatan sosial kemasyarakatan dan menyongsong Tahun Baru 1 Januari 2020, Perkumpulan
Alumni SMA Negeri 170.1 Tondano (SMANTO) sukses mengadakan kegiatan
bertajuk Bedah Buku Perang Tondano, Senin (30/12/2019) di Ruang Rapat Kantor Bupati Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut).
Dengan mengusung slogan Mareng Um Banua, kegiatan ini melibatkan sejumlah
pakar dari berbagai latar belakang, seperti sejarah dan budaya. Ada juga akademisi dan mahasiswa serta masyarakat pada umumnya.
Ketua Alumni Smanto Irjen Pol Carlo B Tewu dalam sambutan berterima kasih kepada para penulis yang telah menyumbangkan tulisan di dalam buku Perang Tondano karya Johan F Mambuh ini. Tewu mengatakan, dirinya hanya memprakarsai terbitnya buku ini, namun awal mulanya merupakan makalah Mambuh.
Latar belakang Tewu meneruskan buku ini karena banyak peristiwa-peristiwa tentang Minahasa di Sulut yang tidak ada tulisan dalam bentuk buku. “Oleh karena itu, niat saya adalah agar supaya tulis menulis budaya, sejarah, apa saja tentang Minahasa ditulis,” ungkapnya.
Tewu berharap, dalam bedah buku nanti, saran dan masukan serta kritikan dapat memperkaya informasi tentang Perang Tondano di buku ini. “Mari kita tuangkan yang ada dalam pikiran masing-masing untuk kita tuangkan dalam tulisan dan apabila kira-kira mendapatkan suatu hasil yang luar biasa, kita bisa menggelar seperti ini di Jakarta. Agar supaya ini menjadi sejarah Nasional,” tuturnya.
Tujuan bedah buku Perang Tondano tidak ada penonjolan pada marga atau fam Tewu yang ada dalam buku ini, apalagi kepentingan politik. Tewu menegaskan,
dirinya dengan tulus hati untuk membuat sesuatu kota Tondano.
Disebutkan Tewu, kegiatan ini termasuk dalam kerangka visi dan misi alumni SMANTO 170.1. “Untuk mengawal kerukunan, rasa toleransi yang tinggi, mendukung pemerintahan dan memberdayakan masyarakat dalam rangka menciptakan industri kreatif dan
kepariwisataan,” jelas Tewu.
Informasi yang dihimpun, kegiatan bedah buku terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama dibawakan Ivan RB Kaunang, pakar sejarah dari Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) Manado. Sedangkan sesi kedua oleh Valentino Lumowa, pakar Filsafat Universitas Katolik (UNIKA) De La Salle Manado.
Kaunang menerangkan Tinjauan Sejarah Perang Tondano Dalam Sejarah Indonesia Pasca Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945. Dan Lumowa menyampaikan topik Makna Filosofis Perang Tondano Bagi Masyarakat Khususnya Minahasa. (rf)