Ia mengatakan, kearifan lokal berada dalam cerita rakyat, peribahasa, lagu dan permainan rakyat. Kearifan lokal sebagai pengetahuan yang ditemukan masyarakat lokal tertentu melalui kumpulan pengalaman dalam mencoba dan diintegrasikan dengan pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu tempat.
“Kearifan lokal terdiri dari kearifan lokal yang berwujud nyata (Tangible). Contoh kebiasaan menulis di daun lontar, keris, batik dan lain-lain serta kearifan lokal yang tidak berwujud (Intangible) seperti petuah yang disampaikan secara verbal dan turun temurun yang bisa berupa nyanyian dan kidung yang mengandung nilai ajaran tradisional,” tutur Eka.
Dengan petuah atau bentuk kearifan lokal yang tidak berwujud lainnya, nilai sosial disampaikan secara oral atau verbal dari generasi ke generasi. Masyarakat lokal mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.
Eka menjelaskan perbedaan masyarakat urban dan lokal yang bersifat gradual dalam menghadapi pandemi Covid-19. Kondisi masyarakat di Sulawesi Utara untuk saat ini, penjagaan dan sterilisasi memang di beberapa daerah perbatasan sangat ketat. Beberapa portal sudah dibangun dan kegiatan perekonomian cenderung lambat dan sepi, hanya ada tukang sayur keliling.
“Hampir di setiap warung tempat umum dan perbelanjaan disediakan tempat cuci tangan portable dari berbagai macam kreasi,” paparnya.
Tak hanya itu, Eka juga menyampaikan pentingnya pendidikan karakter dalam pembangunan bangsa di tengah pandemi Covid-19.
“Jumlah positif Covid-19 untuk daerah Sulut memang masih rendah dibandingkan dengan provinsi lainnya. Semua stakeholder harus menyadari betapa pentingnya pendidikan karakter dalam pembangunan bangsa dan akan sangat tergantung dari pemahaman sejarah dan kebudayaan dari lokalitas daerah yang ada di Indonesia,” jelasnya.
Di tengah pandemi Covid-19 akan dilalui beberapa fase yakni pre covid, current situation, recovery program hingga post covid.
“Kontribusi sekecil apapun terhadap pembangunan karakter bangsa Indonesia dalam menghadapi arus perubahan global yang sangat cepat, serta membantu kita dalam menyikapi dan bersama-sama keluar sebagai pemenang dalam perang melawan pandemi Covid-19,” pungkas Eka.
Staf Pengajar Pendidikan Sosiologi Unima, Siti Fathimah MPd bertindak sebagai moderator dalam seminar online itu dan para peserta seminar online diikuti para mahasiswa dari berbagai jurusan di Unima. (rf)