Manado,DetikManado.com- Klaim Jaminan Hari Tua (JHT) oleh peserta BPJS Ketenagakerjaan kembali menjadi. Kali ini dialami oleh para pekerja dari PT Azravi Manado.
Para pekerja yang bergelut di perusahaan media massa itu, tidak bisa melakukan klaim karena tersandung dengan masalah hutang perusahaan di Kantor BPJS Ketenagakerjaan.
“Kami tidak bisa melakukan klaim karena perusahan tempat kami bekerja masih menggantung kepesertaan kami di BPJS, dan memiliki masalah hutang yang belum tahu kapan akan selesai,” ucap Yinthze dan Vivi, peserta BPJS Naker dari PT Azravi, Kamis (12/5/2022).
Menurut keduanya, upaya klaim itu dilakukan karena ada angin segar dari Permenaker nomor 4 tahun 2022 yang dikeluarkan Menteri Tenaga Kerja RI, Ida Fauziyah beberapa waktu lalu.
Menaker mengatakan, pekerja tetap dapat mengajukan klaim manfaat Jaminan Hari Tua (JHT) meskipun terdapat terdapat tunggakan pembayaran iuran JHT oleh perusahaan.
“Tunggakan iuran wajib ditagih oleh BPJS Ketenagakerjaan kepada pengusaha. Jadi, hak pekerja atau buruh atas manfaat JHT ini tidak akan hilang,” kata Menaker akhir April lalu.
Pernyataan Menaker ini juga didukung oleh Permenaker nomor 4 tahun 2022 pasal 20, yang menuliskan, peserta yang mengajukan permohonan pembayaran manfaat JHT, dan telah memenuhi persyaratan dokumen tetapi masih terdapat tunggakan iuran, maka BPJS Ketenagakerjaan dapat membayar manfaat JHT kepada peserta sebesar iuran yang telah dibayarkan oleh pemberi kerja dan peserta kepada BPJS Ketenagakerjaan.
“Tetapi oleh pihak BPJS Ketenagakerjaan mengaku belum tahu soal aturan itu. Bahkan Idham (Petugas Pengawas Pemeriksa, red) menegaskan harus ada pemutusan kepesertaan BPJS Naker dari perusahaan. Dimana perusahaan harus datang melapor ke kantor BPJS terlebih dulu. Karena memang masih ada hutang yang harus dituntaskan,” terang keduanya.
Menurut Yinthze dan Vivi, pihak BPJS Naker juga menyarankan agar peserta melakukan upaya melaporkan pihak perusahaan ke polisi dan Dinas Tenaga Kerja.