“Saya merasa senang sudah menyelesaikan ujian skripsi dengan baik. Namun sedih juga, karena tidak ujian langsung di kampus. Tidak ada acara foto-foto dengan dosen penguji dan pembimbing, karena beliau-beiau juga tidak di kampus,” ungkap mahasiswa angkatan 2016 ini.
Tak hanya itu, untuk mempersiapkan ujian ini, selain berdoa dan belajar, dia juga harus menyediakan kuota data internet yang cukup agar tidak habis saat proses ujian berlangsung.
“Perlengkapan lainnya yang juga dibawa ke pantai saat ujian, yaitu power bank, dan makanan agar tidak kelaparan,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, dia juga berterima kasih kepada dosen pembimbingnya Dwi Fitri Apriani SSos MSi dan Drs Frans Lompoliuw MM. Yang sudah membimbingnya dengan baik, sehingga proses penyusunan skripsi hingga ujian bisa berjalan dengan lancar.
Sementara itu Rektor UTSU Ruano Urbanus Senduk SE MM mengatakan, sejak diberlakukannya darurat Covid-19, kampus yang dia pimpin tetap melakukan kegiatan akademik, namun pelaksanaannya melalui sistem daring.
“Pelaksanaan ujian proposal dan skripsi tetap berjalan, tapi dilakukan secara online. Jadi dosen penguji dan pembimbing, serta mahasiswa tidak perlu datang ke kampus,” jelasnya. (red)