Fenomena Gegar Budaya (Culture Shock) di Masa Pandemi Covid-19

Ni Putu Candra Prastya Dewi MPd.

            Pertama, berpikir positif. Artinya wabah ini tidak dianggap sebagai suatu bencana, akan tetapi lebih pada pembelajaran pada diri kita untuk selalu menjaga kebersihan, lebih peduli dengan kesehatan, serta mempunyai lebih banyak waktu untuk membangun kedekatan dengan keluarga. Selain itu, sisi positif yang dapat kita lihat yaitu adanya kerjasama seluruh warga negara di berbagai belahan dunia, memicu soliaritas antar sesama, kualitas udara membaik karena berkurangnya tingkat penggunaan kendaraan akibat isolasi mandiri yang harus dilakukan, dan masih banyak hal positif yang dapat kita lihat dari adanya wabah virus covid-19. Dengan kita berpikir positif, maka kecemasan akibat perubahan kebiasaan perlahan akan mulai berkurang dan kita dapat menjalani kehidupan yang lebih baik.

Kedua, melakukan kegiatan positif di rumah. Untuk menghindari rasa bosan di rumah, kita dapat melakukan beberapa kegiatan positif yang juga dijadikan kesempatan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri. Misalnya bagi yang memiliki hobi memasak bisa mencoba resep masakan baru untuk para anggota keluarga. Bagi yang memiliki hobi travelling, bisa melakukan virtual travelling. Bagi yang suka seni bisa mencoba membuat kerajinan tangan. Bagi pecinta musik bisa berlatih bermain musik ataupun menciptakan beberapa lagu.  Bagi penulis bisa menuangkan ide/gagasannya untuk menghasilkan sebuah tulisan yang bermanfaat. Bagi pedagang yang terbiasa jualan secara langsung, bisa beralih ke sistem penjualan online. Serta masih banyak lagi kegiatan positif yang dapat di lakukan untuk menghindari kebosanan dan menghilangkan perasaan cemas selama masa pandemi covid-19.

Bacaan Lainnya

Ketiga, menerapkan pembelajaran yang menarik. Hal ini dapat dilakukan oleh guru ataupun orang tua siswa. Untuk menghindari kebosanan anak dalam melaksanakan pembelajaran online, anak dapat diberikan kuis online melalui aplikasi tertentu yang berisikan beberapa soal mengenai materi. Hal ini dapat memacu semangat belajar anak serta menghindari kebosanan. Kemudian memberikan ruang untuk anak belajar secara langsung seperti membuat suatu karya berupa poster bertemakan covid-19. Serta masih banyak lagi hal yang dapat dilakukan guru atau pun orang tua untuk meningkatkan ketertarikan belajar anak.

Berdasarkan solusi tersebut, inti yang harus kita lakukan untuk menghindari kondisi gegar budaya (culture shock) selama masa apandemi covid-19 adalah dengan berpikir dan berperilaku positif. Hal itu dapat dimulai dari diri kita sendiri. Dengan berpikir dan perperilaku positif, kita dapat menyebarkan vibrasi positif kepada lingkungan sekitar kita, sehingga memberikan kontribusi terhadap penekanan laju penyebaran covid-19. (***)

Komentar Facebook

Pos terkait