Manado, DetikManado.com – Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) menggelar sosialisasi Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), Senin (6/3/2023). Kegiatan yang digelar di Kantor Pusat Unsrat ini dihadiri sejumlah Kepala SMA di Sulut.
Sosialisasi yang dimpimpin Wakil Rektor Bidang Akdemik Unsrat Prof Dr Ir Grevo Soleman Gerung MSc ini membahas terkait 3 jalur seleksi mahasiswa baru. Tiga jalur itu adalah Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berbasis Test (SNBT), dan Mandiri. Dia menyebut peluang siswa dari Sulut masuk Unsrat kian kecil.
“Untuk SNBP ini selain nilai rata-rata semua mata pelajaran di raport, juga ada penilaian non akademik. Misalnya berprestasi di olimpiade atau lainnya,” ujar Gerung.
Dia menjelaskan, jalur SNBP ini juga memperhatikan status akreditasi sekolah. Banyaknya sekolah khususnya SMA dan SMK di Sulut yang akreditasnya sudah kedaluwarsa membuat peluang siswa lulusannya masuk melalui jalur SNBP kian kecil.
“Selain persoalan akreditasi itu, ternyata prestasi non akademik siswa di luar Sulut juga lebih hebat. Ini membuat peluang siswa lulusan Sulut masuk Unsrat kian kecil,” ujar Gerung.
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Manado Drs Jemmy Jeremias dan Kepala SMAN 7 Manado Dra Marlina Katihokang yang hadir dalam sosialisasi itu berharap Unsrat bisa membantu agar siswa lulusan sekolah di Sulut bisa diterima di Unsrat. Misalnya dengan membuat try out. Termasuk soal akreditasi sekolah.
“Kita berharap banyak siswa lulusan dari Sulut yang bisa masuk ke Unsrat,” ujar Jeremias.
Terkait hal itu, Gerung mengatakan untuk SNBP dan SNBT Unsrat tidak bisa bikin apa-apa untuk Sulut. Karena seleksinya dilakukan secara nasional.
“Sekarang IPS bisa masuk kedokteran. Persaingan bukan hanya Sainstek, tapi juga dengan humaniora untuk masuk kedokteran,” ujarnya.
Dia mengatakan, sedangkan untuk prestasi non alademik, sekolah di luar lebih hebat. Nilai bisa sama 100, tapi sekolah luar punya nilai lebih tinggi di bidang prestasi.
“Sebenarnya Unsrat sudah memberi tawaran dan menunggu sekolah dan dinas terkait untuk membantu,” ujarnya.
Upaya bantuan itu di antaranya berkaitan dengan reakreditasi, di mana pihaknya sudah berdiskusi dan memberi dorongan, bahkan kepada instansi terkait agar menyiapkan diri sebelum proses PDSS di bulan Januari 2023.
Diberitakan sebelumnya, dampak kedaluwarsanya akreditasi sejumlah SMA dan SMK di Sulut kian nyata terasa. Penerimaan mahasiswa baru di Unsrat jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) bakal didominasi siswa dari luar Sulut.
Hal ini terungkap saat sosialisasi SNPMB yang digelar Unsrat, Senin (6/3/2023), dan dihadiri sejumlah Kepala SMA di Sulut.
“Ada 3 jalur dalam seleksi pemerimaan mahasiswa baru tahun ini. yaitu SNBP, Seleksi Nasional Berbasis Prestasi atau SNBT, dan Mandiri,” ungkap Wakil Rektor Bidang Akademik Unsrat Prof Dr Ir Grevo Gerung MSc saat kegiatan sosialisasi yang digelar di lantai IV Kantor Pusat Pusat Unsrat.
Grevo menjelaskan, tahun 2023 ini ada sekitar 5.200 kursi mahasiswa baru di Unsrat dengan pembangian untuk jalur SNPB diberikan kuota minimal 20 persen, jalur SNBT 40 persen, dan jalur Mandiri maksimal 30 persen.
“Nah jalur SNPB ini yang dinilai berdasarkan rata-rata nilai raport siswa untuk semua mata pelajaran, serta status akreditasi dari sekolah yang bersangkutan,” ujar Gerung.
Untuk sekolah dengan status akreditasi A diberikan kuota sebanyak 40 persen untuk mengikuti seleksi jalur SNPB, sedangkan sekolah yang akreditasinya telah kedaluwarsa hanya mendapat 5 persen.
“Dengan adanya puluhan sekolah di Sullut yang akreditasinya telah kedaluwarsa, maka peluang siswa lulusan sekolah itu untuk masuk melalui jalur SNBP akan semakin kecil,” papar Gerung.
Dia mengatakan, karena ketidakmampuan sekolah melakukan akreditasi maka peluang siswa untuk masuk melalui jalur SNBP itu kian kecil. Bahkan saat ini 80 persen yang mendaftar melalui jalut SNBP itu dari luar Sulut.
“Karena sejumlah sekolah potensial di Sulut tidak terakreditasi, ini memberi peluang lebih besar bagi siswa dari luar Sulut untuk masuk Unsrat,” papar Gerung. (Yoseph Ikanubun)