Kasus di SMKN 1 Manado, Anggota DPRD Sulut Minta Gubernur Evaluasi Kepala Sekolah

Sekretaris Fraksi Demokrat DPRD Provinsi Sulut Yusra Alhabsy bicara soal kasus di SMKN 1 Manado. (foto:dokumentasi pribadi)

Manado, DetikManado.com – Kasus yang terjadi di SMK Negeri 1 Manado di mana ada seorang siswa yang dipaksa untuk membayar uang Komite Sekolah mendapat tanggapan dari pihak DPRD Sulut.

Diketahui, akibat terus ditekan untuk membayar uang Komite Sekolah, siswa tersebut terpaksa tidak masuk sekolah hingga satu bulan.

“Uang komite ini kan suatu hal yang tidak wajib. Itu ada karena sebuah kesepakatan bersama untuk membantu sekolah,” ungkap Yusra Alhabsy ketika diwawancarai wartawan, Kamis (1/12/2022).

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengatakan, pendidikan di Sulut harus berbenah. Kualitas pendidikan di Sulut 2 tahun terkahir berada diposisi 32 dari 34 Provinsi. “Jangan karena komite ini kewajiban anak-anak kita untuk mendapatkan pendidikan itu diabaikan,” ujarnya.

Alhabsy mengatakan, uang komite ini kadang-kadang disalahgunakan oleh beberapa orang termasuk juga kepala sekolah.

Sekolah yang menyamakan nilai pembayaran komite kepada semua siswa tanpa melihat latar belakang ekonomi dinilai melanggar aturan.

“Sebagai mitra kerja dengan Dinas Pendidikan Daerah, saya meminta Gubernur Sulut harus mengevaluasi kepala-kepala sekolah di Sulut,” ujar Sekretaris Fraksi Demokrat DPRD Provinsi Sulut ini.

Dia mengatakan, jika kedapatan benar seperti apa yang diberitakan saat ini, mohon kepala sekolahnya jangan hanya dievaluasi, tetapi harus dicopot dari jabatannya.

Diberitakan sebelumnya, seorang siswa di SMKN 1 Manado terpaksa tidak masuk sekolah selama sebulan, karena diduga mendapat tekanan dari pihak sekolah. Pemicunya? Siswa itu belum membayar uang komite, dan pihak sekolah terus memaksanya untuk membayar.

Berdasarkan informasi yang diterima dari orang tua siswa itu, anaknya sudah satu bulan lebih tidak masuk sekolah. Karena setiap kali masuk sekolah, anaknya itu dipaksa untuk membayar uang komite atau sumbangan.

“Ya anak saya disuruh ke sekolah sudah tidak mau, dan ini sudah satu bulan lebih,” ungkap ayah siswa tersebut, Selasa (29/11/2022).

Dia meminta agar pihak sekolah jangan terlalu memaksa pada anaknya soal pembayaran, karena dana itu tidak dipaksa. Kalau ada kelebihan dari orang tua pasti dibayar.

“Kami berharap jangan lagi ada korban seperti yang terjadi pada anak saya,” ujarnya.

Kepala SMK Negeri 1 Manado Drs Jenner Rumerung saat dikonfirmasi mengaku belum mendengar bahwa ada siswa yang tidak masuk sekolah karena ditekan oleh guru untuk membayar uang komite.

“Justru sekarang kita so kase turun itu semua (jumlah uang komite). Siapa nama siswa itu supaya mau dicek,” ujar Rumerung saat dikonfirmasi, Selasa (29/11/2022).

Dia mengatakan, seharusnya hal itu tidak terjadi apalagi siswa tersebut sudah duduk di kelas XII dan akan menyelesaikan sekolahnya di tahun depan.

“Kami akan cari tahu, panggil dulu siswa itu. Apa betul dia mendapat tekanan, dan siapa yang tekan,” ujarnya. (Yoseph Ikanubun)


Pos terkait