Ketergantungan Alkohol pada Remaja Tingkatkan Risiko Depresi di Kemudian Hari

Ilustrasi meminum minuman beralkohol. (Foto: pexels.com)

Studi tersebut meneliti hubungan antara tanda-tanda minum yang bermasalah, atau ketergantungan alkohol pada usia 18 tahun, dan depresi enam tahun kemudian.

Para peneliti menemukan bahwa orang yang kecanduan alkohol dari usia 17 hingga 22 tahun lebih mungkin mengalami depresi pada usia 24 tahun daripada rekan mereka yang tidak bergantung.

Bacaan Lainnya

Studi tersebut juga menunjukkan bahwa remaja peminum berat yang tidak menunjukkan tanda-tanda ketergantungan tidak menunjukkan peningkatan risiko depresi.

Peserta diukur pada skala ketergantungan alkohol, di mana peningkatan skor dari nol menjadi satu mewakili peningkatan 28% dalam kemungkinan tidak dapat berhenti minum.

Mereka yang mendapat skor nol ketergantungan alkohol pada usia 18 tahun menunjukkan kemungkinan 11% mengalami depresi, sedangkan mereka yang mendapat skor satu memiliki kemungkinan 15%.

“Sementara kami menemukan bahwa konsumsi alkohol saja tampaknya tidak meningkatkan kemungkinan depresi, minuman keras dapat menjadi awal dari ketergantungan dan dapat memiliki dampak kesehatan fisik yang berbahaya dalam jangka panjang juga,” ujar rekan penulis utama Gemma Hammerton.

Oleh karena itu, frekuensi dan kuantitas konsumsi alkohol yang tinggi, tetap penting sebagai target yang harus dicegah atau dikurangi selama masa remaja. (Yoseph Ikanubun)

Komentar Facebook

Pos terkait