Siau – Sejak awal tahun 2019, Gunung Karangetang yang berada di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara menunjukukan peningkatan aktivitasnya. Bahkan di pertengahan Februari, gunung setinggi 1784 mdpl ini sempat erupsi yang menyebabkan ratusan warga harus mengungsi. Bagaimana kondisi terkini Gunung Karangetang?
Berdasarkan laporan dari petugas pos pemantauan Gunung Karangketang Yudie Tatipang, untuk periode hingga pukul 06.00 Wita, Sabtu (18/05/2019), secara visual gunung jelas, kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan kuat teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 400 m di atas puncak kawah. Sementara cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah ke arah timur laut. Suhu udara 24-25 °C, kelembaban udara 0-0 %, dan tekanan udara 0-0 mmHg. “Dengan kondisi ini kami simpulkan tingkat aktivitas Gung Karangetang Level III atau Siaga,” ujar Tatipang.
Terkait kondisi itu, dia mengimbau masyarakat dan pengunjung atau wisatawan agar tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya. Yaitu radius 2.5 km dari puncak Kawah Dua (Kawah Utara) dan Kawah Utama (selatan), serta area perluasan sektoral dari Kawah Dua ke arah Barat Laut-Utara sejauh 4 km, yaitu wilayah yang berada di antara Kali Batuare dan Kali Saboang. “Masyarakat di sekitar Gunung Karangetang dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu,” ujarnya.
Dia juga meminta masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai.(joe)