MANADO, DetikManado.com – Sejumlah buruh dan komunitas di Manado, menggelar aksi memperingati Hari Buruh Internasional di Tugu Zero Point, Kota Manado, Rabu (01/05/2019) sore.
Dalam aksi ‘May Day’ ini, para peserta aksi mendesak Pemerintah, khususnya Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Pemprov Sulut), untuk memperhatikan hak-hak buruh di Sulut.
Korlap aksi, Christian Tamusala, kepada DetikManado.com mengatakan, kaum Buruh di daerah ini, dipakai sebagai alat untuk memperkaya pemilik usaha, atau para penguasa sebagai pemilik modal.
“Kami melawan sistem itu, karena menurut kami ini adalah ‘sistem perbudakan’ yang tidak adil, aksi ini dilakukan agar buruh mendapatkan perlakukan sebagaimana mestinya,” tutur Christian.
Lanjutnya, Lebaga Bantuan Hukum (LBH) Manado, mengadvokasi sejumlah buruh yang menjadi korban sepihak dari beberapa perusahaan yang beroperasi di Bumi Nyir Melambai.
“Banyak sekali buruh di Manado dan Bitung pesangonnnya tidak dibayarkan, outsorsing dan kontrak kerja yang kami rasa sungguh tidak berkeadilan, ada juga yang tidak sesuai UU Ketenaga Kerjaan nomor 13 tahun 2003,” jelasnya.
Adapun peserta aksi peringatan Mad Day tersebut, terdiri dari LBH Manado, KMPA Tunas Hijau Airmadidi, Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND), KPA Pasir, KPA Sinuwa’an, Masyarakat adat Tounsea, Waraney Umbanua, MPA Bumi, HMI, Kolektif Bitung, Paguyuban Halteng, paguyuban Haltim, Forum Mahasiswa Islam Indonesia (Formasi), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) dan Solidaritas Pencinta alam Minahasa Utara (SPAMU).
(Mikahel)