“Begitupun Bawaslu dalam mengawasi jalannya tahapan Pilkada dan juga mengundang TePI melihat situasi (Pilkada),” sebut mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unima ini.
Dialog terbuka itu dimoderatori Agung C Zulfikar juga melibatkan kalangan milenial, khususnya para mahasiswa.
Rombot pun mengharapkan, dialog tersebut dapat mengajak mahasiswa agar memahami pendidikan politik dini. Selain itu, mahasiswa dapat berperan penting mereduksi ujaran kebencian di dunia maya.
“Mahasiswa juga mengetahui langkah-langkah yang dilakukan penyelenggara (pemilu) dan bisa membantu untuk mensosialisasikan dan menjaga hak perdamaian kita dalam menyongsong Pilkada di tahun 2020 ini,” jelas anak muda kelahiran Poso, Sulteng.
Ia menambahkan, mahasiswa juga di dunia maya sangat masif pergerakannya. Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan juga mendapat pendidikan politik atau informasi penting dari narasumber yang dihadirkan.
Untuk diketahui, Duta Damai merupakan organisasi bentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI. Salah satu tugas Duta Damai yaitu mengkampanyekan narasi positif dan damai di dunia maya. (rf)