Dalam homilinya, Pastor Dismas mengajak agar umat Paroki Tataaran terus menghayati 3 relasi menjelang Hari Raya Paskah. Penghayatan relasi-relasi tersebut mencakup hubungan dengan Tuhan, diri sendiri dan sesama.
Dia menjelaskan, pertama adalah doa, yaitu memulihkan relasi dengan Tuhan. Kedua, puasa dan pantang adalah memulihkan relasi dengan diri sendiri dan mengendalikan segala keinginan. Ketiga amal kasih, yaitu memulihkan relasi dengan sesama. Ketiga relasi tersebut agar umat menghayati sepanjang masa pantang dan puasa sebelum Hari Raya Paskah.
Selain itu, dalam Aksi Puasa dan Pembangunan (APP) 2023 yang dijabarkan setiap pimpinan gereja, Pastor Dimas mengutip tema yang diangkat oleh Paus Fransiskus untuk beberapa tahun kedepan yakni “Keadilan Ekologis bagi Seluruh Ciptaan (Semakin Mengasihi dan Lebih Peduli)”.
“Semoga masa ini menjadi masa penuh rahmat dan retret agung agar kita juga selalu ingat bahwa dalam segala kesibukan di dunia ini, panggilan kita menuju panggilan yang kekal,” kata dia.
Pastor Dismas turut membacakan surat puasa yang dikeluarkan di Manado oleh Uskup Keuskupan Manado, Mgr Benedictus ER Untu MSC, dengan tema “Sikap saling tergantung antar ciptaan“ tertanggal 20 Februari 2023.
“Ini menjadi perenungan tema kita selama 40 hari,” ungkapnya, sebelum penerimaan abu pada dahi kepada umat yang hadir dalam misa tersebut.
Pantauan DetikManado.com, hampir ratusan umat Katolik Paroki Tataaran mengikuti Misa Rabu Abu dengan penuh khidmat. Misa ini juga disiarkan langsung lewat siaran langsung YouTube Komsos Paroki Tataaran.
Sebagai informasi, sebelumnya Paroki Tataaran mengadakan misa Rabu Abu pukul 06.00 Wita (offline) dan pukul 16.30 Wita (offline dan online). (Richard Fangohoi)