Manado,DetikManado.com – Ada rasa bahagia dan haru menyelimuti hati Jima Juma, seorang calon jemaah haji asal Provinsi Sulawesi Utara.Pasalnya usianya tidak muda lagi yaitu 101 tahun.
Dirinya adalah peserta tertua Calon Jemaah Haji asal “Bumi Nyiur Melambai”yang akan menuju Tanah Suci bulan Juni mendatang.
Juma Jima adalah wanita kelahiran Makassar tanggal 1 Juli 1922 namun sudah berdomisili di Provinsi Sulawesi Utara.
Rostina anak dari Juma mengatakan,ibunya tidak bisa berbahasa Indonesia sehingga dirinya juga selalu mendampingi saat berinteraksi dengan orang lain.
“Kami menunggu berangkat haji dari tahun 2017 namun buka rekening tabungan sejak tahun 2010 bersama suami,”terangnya.
Dirinya bercerita pada tahun 2019 mereka sudah masuk daftar yang akan berangkat dan tahun 2020 diwajibkan melunasi namun apa daya Indonesia dan dunia dilanda Pandemi Covid-19 sehingga membuat ibunya kecewa karena tidak bisa berangkat Haji.
“Jadi,saya sebagai anak berusaha bagaimana caranya agar mama mengerti karena dia tidak paham soal pandemi saat itu,”ucapnya.
Kemudian pada tahun 2022 mereka harus menunggu lagi karena soal usia yang dimana umur 65 tahun ke atas tidak diperbolehkan ikut ibadah haji oleh pemerintah Arab Saudi.
“Tetapi sekarang,saya sebagai anak,Alhamdulillah,senang sekali bercampur haru karena bisa ke Baitullah lagi,”tutur Rostina.
Kata dia,dari panitia sendiri sudah memeriksa kesehatan ibunya dan sangat bagus tetapi karena umur sudah 101 tahun sehingga jantungnya harus diperiksa lebih lanjut.
“Sehari-harinya mama cepat lelah dikarenakan usianya namun dirinya masih tetap berolahraga setiap hari dengan berjalan di depan rumah sejauh 20 meter setiap pukul 11.00 Wita selama 10 menit,dan kalau aktivitasnya dirumah yaitu mencuci baju,Salat 5 waktu,Alhamdulillah tidak putus,”tambahnya
Pertama kali mengetahui nama ibunya keluar untuk mengikuti ibadah haji,mereka sekeluarga sangat gembira tetapi saat itu ibunya berada di Makassar.
“Reaksi mama senang sekali karena sebelumnya kami keluarga pesimis akan hal ini karena terhalang soal usia,”bebernya.
Dia menambahkan,soal usianya yang mencapai 101 tahun namun masih bisa beraktivitas karena ibunya dari kecil rajin mengkonsumsi Sayur Kelor yang merupakan makanan sehari-hari.
“Dan jika berangkat ke kebun harus mendaki Bukit sehingga fisiknya tetap terjaga,”pungkasnya.(Mikhael Labaro)