Usai pertemuan, Pontoh mengatakan, sebenarnya tidak terjadi masalah di sekolah itu. Menurutnya, kepsek telah menjalankan tugas pembinaannya. “Semua baik-baik saja,” ujar Pontoh.
Sedangkan Koloay kepada wartawan mengakui, ada beberapa siswa yang memang tidak makan karena ada yang baru datang dari daerah Talaud, sedangkan lainnya mengaku telat bangun. “Jadi saya ada cek ke tempat tinggal mereka, ternyata ada yang sudah datang dari hari Sabtu dan Minggu tapi belum turun makan di rumah,” ujar Koloay.
Diketahui ada 24 siswa Program 3T yang tinggal di salah satu rumah milik Koloay. Biaya sewa rumah dan makan, serta transportasi ditanggung oleh pemerintah. Untuk biaya makanan Rp600 ribu tiap bulan, sewa rumah Rp200 ribu, dan transportasi Rp300 ribu. “Jadi mereka tinggal dan makan di rumah saya,” ujarnya.
Sedangkan terkait aduan ada pemukulan terhadap siswa, Koloay mengatakan, sebenarnya dia tidak memukul siswa tersebut. Pada saat meninjau tempat tinggal siswa-siswi tersebut, dia mendapati ada salah seorang di antaranya yang menaruh sebatang rokok di bagian telinga. “Saat saya akan mengambil rokok itu, siswa menghindar. Sehingga terkena bagian lehernya, dan menyebabkan seperti memar,” ujar Koloay sambil menambahkan tidak benar jika dikatakan dia memukul siswa tersebut.
Dia mengatakan, persoalan itu sudah selesai setelah pihak Dinas Dikda Sulut memfasilitasi pertemuan dengan para siswa. (joe)