Dokter kemudian melakukan pemeriksaan luar terhadap korban. Sontak, kejadian inipun menggegerkan warga sekitar yang langsung mendatangi rumah korban.
Sementara itu salah satu anak korban, Rini Yanty Ambui (21) mengatakan, dirinya mengetahui kejadian ini setelah mendapat SMS dari Nontje Pangadilang.
Dijelaskan Rini, sudah sekitar empat tahun ini ayahnya tinggal seorang diri, sejak sang ibu bekerja di Manado untuk membiayai kuliah kakak kandungnya di Unima. Keduanya pulang kampung setahun sekali, biasanya pada bulan Desember.
Lanjut Riny, ayahnya mengidap penyakit diabetes akut sejak beberapa tahun terakhir ini. Bahkan karena stress penyakitnya tak kunjung sembuh, pada Desember 2018 korban pernah mencoba bunuh diri dengan cara menyiramkan air panas. Namun korban bisa diselamatkan.
Rini menduga, luka yang terdapat di ulu hati ayahnya itu juga akibat percobaan bunuh diri dengan menusukkan sebilah pisau. Rini pun meminta tak dilakukan otopsi, karena meyakini ayahnya meninggal dunia akibat sakit parah.
Senada dengan Riny, kakak kandung korban, Yulin Ambui (60) menambahkan, kondisi korban beberapa waktu terakhir ini memang sangat lemah. Bahkan jika akan berobat, korban harus digendong karena tak mampu lagi berjalan.
Dokter Polideng Dalawir berdasarkan hasil pemeriksaan luar menerangkan, korban meninggal akibat penyakit kronis yang dideritanya, yakni diabetes, kolesterol dan asam urat. Tiap kali korban berobat ke Puskesmas, dokter Dalawirlah yang menanganinya.
Lebih lanjut dokter menjelaskan, luka yang terdapat di ulu hati korban tidak mengenai organ tubuh vital yang dapat menyebabkan kematian. Dokter menyimpulkan, korban meninggal dunia karena kondisi fisik yang sudah sangat lemah akibat penyakit kronis yang dideritanya.
Kapolsek Manganitu mengatakan, pihaknya juga telah mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi. “Kejadian ini dalam penyelidikan lebih lanjut,” tandasnya.(dem)