Manganitu,DetikManado.com – Jonathan Ambui (56), ditemukan tewas di tempat tinggalnya, Kampung Talarone Lindongan III, Kecamatan Manganitu, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Selasa (03/09/2019), sekitar pukul 07.30 Wita.
Korban ditemukan terlentang di atas tempat tidur yang terbuat dari bambu, dalam kondisi telanjang dan berselimutkan kain putih yang hanya menutupi setengah dari badannya.
Lengan kiri dan kepala korban telah dikerumuni semut hitam, serta terdapat luka tusukan di ulu hati sekitar 3 cm. Sementara di samping kanan korban ditemukan sebilah pisau, yang di ujungnya terdapat bercak darah.
Saksi yang juga tetangga korban, Syane Malondo (35) menuturkan, Senin malam korban memanggilnya. Syane lalu mengajak ibunya, Ahusta Kansil untuk mendatang rumah korban.
Tiba di sana, korban meminta kedua saksi untuk mencarikan daun yang biasa disebut warga setempat daun busu. Usai mendapatkannya, daun tersebut diberikan kepada korban. Korban lalu mencampur daun tersebut dengan minyak tanah, dan dibalurkan pada bagian tubuhnya yang terasa sakit.
Korban kembali meminta tolong keduanya untuk mencarikan daun durian. Setelah diberikan, korban meremas daun tersebut lalu dibalurkan ke dadanya. Setelah itu kedua saksi pulang.
Saksi lain, Jeita Dinding (49) menerangkan, malam itu juga mendengar korban memanggil Syane. Maka usai mencuci pakaian, Selasa sekitar pukul 05.30 Wita, Jeita bersama tetangga lainnya, Nelci Dumaili mendatangi rumah korban untuk memastikan kondisinya.
Keduanya terkejut mendapati korban telah terbujur kaku di dalam tempat tinggalnya yang terbilang sangat sederhana itu. Hal ini kemudian diberitahukan kepada aparat pemerintah desa setempat yang diteruskan dengan melapor ke Polsek Manganitu.
Kapolsek Manganitu, Iptu Joubert Johanis bersama anggota bergegas mendatangi TKP, lalu berkoordinasi dengan Dokter Polideng Dalawir, yang merupakan dokter Puskesmas setempat.
Dokter kemudian melakukan pemeriksaan luar terhadap korban. Sontak, kejadian inipun menggegerkan warga sekitar yang langsung mendatangi rumah korban.
Sementara itu salah satu anak korban, Rini Yanty Ambui (21) mengatakan, dirinya mengetahui kejadian ini setelah mendapat SMS dari Nontje Pangadilang.
Dijelaskan Rini, sudah sekitar empat tahun ini ayahnya tinggal seorang diri, sejak sang ibu bekerja di Manado untuk membiayai kuliah kakak kandungnya di Unima. Keduanya pulang kampung setahun sekali, biasanya pada bulan Desember.
Lanjut Riny, ayahnya mengidap penyakit diabetes akut sejak beberapa tahun terakhir ini. Bahkan karena stress penyakitnya tak kunjung sembuh, pada Desember 2018 korban pernah mencoba bunuh diri dengan cara menyiramkan air panas. Namun korban bisa diselamatkan.
Rini menduga, luka yang terdapat di ulu hati ayahnya itu juga akibat percobaan bunuh diri dengan menusukkan sebilah pisau. Rini pun meminta tak dilakukan otopsi, karena meyakini ayahnya meninggal dunia akibat sakit parah.
Senada dengan Riny, kakak kandung korban, Yulin Ambui (60) menambahkan, kondisi korban beberapa waktu terakhir ini memang sangat lemah. Bahkan jika akan berobat, korban harus digendong karena tak mampu lagi berjalan.
Dokter Polideng Dalawir berdasarkan hasil pemeriksaan luar menerangkan, korban meninggal akibat penyakit kronis yang dideritanya, yakni diabetes, kolesterol dan asam urat. Tiap kali korban berobat ke Puskesmas, dokter Dalawirlah yang menanganinya.
Lebih lanjut dokter menjelaskan, luka yang terdapat di ulu hati korban tidak mengenai organ tubuh vital yang dapat menyebabkan kematian. Dokter menyimpulkan, korban meninggal dunia karena kondisi fisik yang sudah sangat lemah akibat penyakit kronis yang dideritanya.
Kapolsek Manganitu mengatakan, pihaknya juga telah mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi. “Kejadian ini dalam penyelidikan lebih lanjut,” tandasnya.(dem)