Jakarta – Proses pemilu serentak 2019 yang cukup panjang telah dilalui bersama oleh masyarakat Indonesia, baik sebagai pemilih, kontestan, penyelenggara maupun pengawas. Terkait kondisi ini, Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menyampaikan sejumlah pandangan serta sikapnya.
Ketua Komisi Kerawam KWI Mgr Vincentius Sensi Potokota didampingi Sekretaris Romo Siswantoko Pr mengatakan, kehidupan berdemokrasi bangsa ini sudah semakin maju dengan ditandai tingginya partisipasi masyarakat dalam pemilu dan proses pemungutan serta penghitungan suara yang relatif berjalan damai.
“Namun kita juga prihatin karena sampai hari ini kehidupan masyarakat belum kembali bersatu sebagai dampak dari pilihan politik yang berbeda-beda. Serta adanya ketidakpuasan terhadap proses dan hasil rekapitulasi Pemilu,” ujar Mgr Vincentius, Jumat (24/05/2019).
Dengan memperhatikan kondisi tersebut, lanjutnya, Komisi Kerawam menyatakan sejumlah sikap. Yang pertama mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang telah menyelenggarakan dan mengawasi jalannya pesta demokrasi pada tahun ini. “Kami juga turut berduka cita dan prihatin untuk para petugas KPPS yang meninggal dan menderita sakit. Mereka adalah para pahlawan demokrasi yang mengabdi dengan tulus dan penuh totalitas,” ujar Mgr Vincentius.
Di sisi lain, Komisi Kerawam KWI mengecam berbagai bentuk kekerasan yang mengarah pada tindakan anarkis. Semua elemen bangsa, lanjut keduanya, hendaknya tetap mengedepankan cara-cara damai dalam menyalurkan aspirasi, mengungkapkan kekecewaan, dan menyelesaikan berbagai perselisihan terkait dengan Pemilu.
“Penggunaan kekerasan tidak hanya menciderai nilai-nilai demokrasi tetapi juga bertentangan dengan kepribadian bangsa Indonesia yang selalu menjunjung tinggi kerukunan dan persaudaraan dalam perbedaan,” ujarnya.