Manado, DetikManado.com – The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) Simpul Sulut kembali menggelar program Ngobrol Pinter (Ngopi) bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sulut di Sekretariat AMSI Sulut, pada Selasa (27/6/2023).
Program itu mengangkat tema “Menjaga Sungai dari Pencemaran”, dengan mengundang narasumber Kepala DLH Provinsi Sulut, Arfan Basuki, yang didampingi langsung oleh Kabid Persampahan dan LB 3 Nike Mamahit, beserta Kasub Persampahan, Maya Welan.
Berjalannya Ngopi, Basuki mengungkapkan, tugas dari DLH Provinsi Sulut yakni pengawasan dan pembinaan.
“Mana yang menjadi dampak lingkungan, sosial dan hukum. Itulah, yang menjadi pengawasan dan pembinaan kami,” ujarnya.
Basuki mengatakan bahwa memerangi permasalahan lingkungan, pihaknya telah melakukan tugas pokok dan fungsinya dalam membangun sinergitas bersama pemerintah kabupaten/kota, komunitas, media, dan mahasiswa.
Dia menjelaskan, untuk menyelamatkan sungai dari sampah, pertama-tama harus memerangi persoalan karakter manusia, yang tidak ramah terhadap lingkungan.
“Sungai dan laut harus kita jaga bersama. Terkait dengan karakter masyarakat sebenarnya tanggungjawab pemerintah, yang seharusnya punya sistem yang baik. Seperti kita lihat di Singapura mau memegang rokok saja kita agak takut. Itu karena sistemnya yang baik,” jelas Basuki.
Dia menambahkan, untuk mengajak masyarakat seperti yang diinginkan pemerintah, pasti membutuhkan penyiapan infrastruktur.
“Itulah yang menjadi kekurangan selama ini, dalam membekap persampahan,” ungkap Basuki.
Di tempat yang sama, Nike menjelaskan, tugas dan pokok bidang persampahan ialah melakukan koordinasi dengan pemerintah Kabupaten-Kota, yang mempunyai wilayah. Selama ini, koordinasi berjalan dengan baik, terutama dalam pengelolaan sampah.
“Selama ini, kami melakukan pembinaan dan pendampingan kepada masyarakat di Kabupaten-Kota, agar masyarakat bisa mengelola sampahnya dari rumah masing-masing. Mengingat, 40% sampah dari rumah tangga,” ucap Nike.
Dia berujar, kegiatan pembinaan dan pendampingan harus dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan, melalui pengurangan 30% sampah, dan penanganan 70%.
“Di Kota Manado contohnya, kami mencoba melakukan pembinaan kepada masyarakat terkait 3R, yakni Reduce, Reuse dan Recycle,” sahut Nike.
Nike menyebut, dari hasil pendampingan dan pengawasan itu, setiap Kabupaten-Kota memiliki komitmen dalam pengelolaan sampah, dan itu dilaporkan di sistem informasi pengelolaan sampah (SISPN) sesuai dengan presentasenya.
“Jadi terkait pengelolaan sampah di setiap kabupaten-kota, ada data terkait capaiannya,” kata Nike sembari mengajak setiap peserta NGOPI untuk sama-sama menjaga lingkungan dengan pola 3R.